Saya tahu tentang tradisi ruwahan karena sebagai orang asli Jawa Tengah, keluarga besar kami (para sepuh) masih menyelenggarakan. Kebetulan beliau-beliau berdomisili di daerah pinggiran kota, bahkan ada yang masih bertempat tinggal di desa leluhur. Jadi tradisi ruwahan masih sangat kental dan rutin dilaksanakan jelang ramadhan. Tradisi ruwahan dilaksanakan sebulan sebelum ramadhan. Tujuannya adalah untuk mengirimkan doa bagi leluhur yang sudah wafat. Selain itu juga dilakukan untuk memohon ampunan Allah Swt, serta terima kasih atas kelancaran rezeki yang diberikan.
TRADISI RUWAHAN DAN MAKNANYA
- Makna dari tradisi ruwahan yaitu:'
- membersihkan dan menghapus semua kotoran fisik dan spiritual.
- Untuk menghormati leluhur yang sudah wafat.
Pada umumnya di Jawa Tengah tradisi ruwahan dilakukan dengan kenduri (selamatan). Akan tetapi ada juga yang diperingati dengan mengirim hantaran ruwahan ke kerabat dekat. Isi hantaran itu biasanya berisi makanan kue apem, kue pasung, ketan dan pisang, yang ini kebiasaan di daerah saya. Tetapi ada juga beberapa daerah menambahkan kolak pisang untuk makanan ruwahan.
Makanan-makanan dalam kenduri (hantaran ruwahan), masing-masing mempunyai makna atau simbol:
- Kue apem sebagai simbol permintaan maaf kesalahan kita dan leluhur. Juga dimaknai sebagai permintaan maaf jelang ramadhan.
- Ketan merupakan simbol kedekatan antar manusia. Ketan mempunyai tingkat kelekatan yang lebih tinggi dibandingkan jenis beras lainnya.
- Sedangkan makna kue pasung adalah pelepasan ikatan manusia dari kehidupan duniawi (Wikipedia.org). Biasanya kue pasung juga disajikan untuk peringatan meninggalnya seseorang (3 hari).
Ruwahan di keluarga saya biasanya didahului dengan acara “nyadran.” Tradisi ziarah kubur ke makam orang tua dan sesepuh yang telah wafat. Membersihkan makam dan mendoakan mereka yang telah berpulang. Baru setelahnya, menikmati hidangan bersama-sama.
Di daerah tempat tinggal saya, komplek perumahan dengan kelurahan berbeda. Ada tradisi ruwahan yang tiap tahun rutin diselenggarakan oleh warga. Biasanya diawali dengan ziarah, bersih kubur dan mendoakan leluhur yang telah wafat. Kemudian masing-masing keluarga membawa tikar dan makanan untuk dibawa ke tempat ruwahan dilaksanakan (jalan sepanjang komplek). Makanan yang dibawa bermacam jenis makanan tradisional dan ubo rampe kenduri. Kue apem, kue pasung, ketan, kolak, pisang dan lainnya. Setelah berdoa bersama (mendoakan leluhur yang telah wafat dan doa syukur jelang ramadhan), warga bersama-sama menikmati hidangan yang tersedia. Hal ini juga merupakan kebiasaan baik yang perlu dilestarikan, selain melaksanakan tradisi turun temurun (ruwahan), juga menunjukkan kebersamaan dan kekeluargaan di antara warga (di perkotaan).
BEBERAPA RESEP KUE PASUNG DAN KUE APEM
Beberapa referensi kue pasung dan kue apem saya kutip dari cookpad.com dan kompas.com.Untuk lengkapnya teman-teman dapat membuka link disana.
RESEP KUE PASUNG
Bahan:Santan kental (200 ml), tepung beras (62,5 gr), tepung tapioka (25 gr), garam (sedikit), gula merah (3 sendok makan).
Cara membuat:
- Santan dan gula merah direbus kemudian diberi sedikit garam. Setelah mendidih kemudian disaring lalu biarkan hingga dingin.
- Membuat contong dari daun pisang, gunakan lidi atau staples untuk merekatkan, rapikan menggunakan gunting.
- Siapkan tepung beras dan tepung tapioka, lalu tuangkan santan, aduk hingga tercampur rata, lalu saring. Kemudian tuangkan adonan ke dalam contong.
- Panaskan kukusan, lalu kukus selama 20 menit.
- Sajikan (cookpad.com
RESEP KUE APEM
Bahan:Tepung beras (250 gr), tepung terigu protein sedang (250 gr), tape singkong (150 gr) haluskan, gula pasir (200 gr), ragi instan (5 gr), garam (½ sendok teh), telur (2 butir), air kelapa (375 ml), santan (375 ml/dari ½ butir kelapa), margarin (100 gr) dicairkan.
Cara membuat:
- Campur tepung terigu, tepung beras, tape singkong, gula pasir, ragi instan dan telur.
- Tuang air kelapa sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga adonan kalis.
- Tambahkan santan sedikit demi sedikit hingga adonan ringan.
- Masukkan garam, aduk rata dan diamkan selama 1 jam agar adonan mengembang.
- Masukkan margarin cair, aduk rata.
- Panaskan cetakan adonan yang sudah diolesi margarin. Tuang adonan hingga penuh dan panggang dengan api kecil hingga matang.
![]() |
kue-apem (gambar: idntimes.com) |
Semoga bermanfaat.
Referensi:
https://www.detik.com/jateng/budaya/d-6599582/mengenal-tradisi-ruwahan-jelang-ramadhan-masyarakat-jawa
https://www.kompas.com/food/read/2021/08/09/220200575/resep-apem-tape-jawa-hasilnya-empuk-dan-lembut
https://cookpad.com/id/resep/16449981-kue-pasung-cocorot?ref=search&search_term=kue+pasung
Di kota saya ada tradisi apeman di bulan ini. Ruwahan memang lekat dengan apeman. Khusus tgl 15 lalu, makanan khasnya bongko gula jawa.
BalasHapusBtw saya coba ingat2 nama lain dari kue pasung kok lupa namanya. Kuenya sih ada tapi tidak khas saat ruwahan. Tapi saya tahu itu khas di Lasem bahkan ada festivalnya.
Awalnya sempat mikir, kue pasung ini apa coba. Setelah saya ingat-ingat lagi, kalo di daerah saya yang mirip itu kayaknya namanya 'clorot'. Tapi yang wajib pas megengan ya apem emang. Eh, kalo di Batu-Malang megengannya pas malam 1 ramadan bu, hihi. Sama aja sih sebetulnya ya kendurian gitu. Jadi paginya 'gugur gunung' bersihkan makam, sorenya kenduri biasanya dibawa ke mushola, langgar atau masjid di lingkungan masing-masing. Sukak pas megengan gini, jadi kerasa banget syiar ramadannya.
BalasHapusKue pasung apakah dijual umum mbak ky apem dan jajanan pasar lainnya? Atau hanya untuk acara tertentu aja? Sy baru denger soalnya. Unik bentuknya...
BalasHapusSelalu senang belajar makanan tradisonal yang berkaitan dengan tradisi dan budaya Nusantara. Setiap makanan memiliki simbol dan makna yang mendalam.
BalasHapusSepertinya mirip dengan tradisi megengan kalau di Jawa Timur mbak, biasanya diadakan sebelum memasuki bulan Ramadhan sih, kue tradisional yang biasanya digunakan adalah apem dan pisang. Sedangkan yang lain bebas aja
BalasHapusTernyata ada makanan tradisional yang selalu disajikan saat tradisi Ruwahan, jadi ingat ibu saya setiap kali masuk Ruwahan selalu bikin acara pengajian. BTW, aku paling suka Apem, setiap kali mudik ke kampung halaman suami selalu dibuatkan makanan ini, rasanya enak.
BalasHapusSetiap daerah berbeda - beda tradisi nya dalam menyambut Ramadhan ya. Saya baru tau loh ada tradisi Ruwahan dengan menyajikan 3 jenis kue yang berbeda. Menurut saya harus dilestarikan sih, agar anak cucu kelak tidak lupa akan tradisi ini
BalasHapus