wahyusuwarsi.com

WAJIB TAHU, PILAH DAN KELOLA SAMPAH. BACA TIPSNYA!


Hari Peduli Sampah Nasional


Sudah tahukah teman-teman, bahwa tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN)?

Pada tanggal 21 Februari 2005 terjadi peristiwa longsor di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat. Peristiwa itu terjadi karena guyuran hujan lebat sehingga longsor dan terjadi ledakan gas metana. Jumlah korban ada 150 orang meninggal dunia dan 2 desa terkubur. Karena itulah setiap tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional.

Sampah merupakan salah satu masalah yang penting untuk diperhatikan. Banyaknya sampah yang tidak terkelola dengan baik, akan menimbulkan banyak masalah, antara lain resiko banjir, lingkungan yang tidak sehat sehingga menimbulkan resiko penyakit, maupun pencemaran udara karena adanya timbunan sampah (menyebabkan bau tak sedap) yang dapat mengganggu pernapasan atau resiko penyakit pernapasan.

Masalah sampah yang berdampak banjir sudah benar-benar saya rasakan secara nyata karena saya mengalami peristiwa ini. Bulan Desember 2024 dan Januari 2025 lalu, komplek perumahan saya sempat kebanjiran. Suatu hal yang di luar kebiasaan, dalam kurun waktu sebulan bisa terjadi banjir 3 kali, yaitu bulan Desember 2 kali (tanggal 11 dan 18),dan Januari 1 kali (tanggal 16). Banjir yang terjadi kali ini lumayan besar debit airnya, hingga air masuk ke dalam rumah setinggi 50 cm. Bisa dibayangkan, baru seminggu membereskan sisa- sisa banjir yang tentunya banyak lumpur dimana-mana, banjir pun datang lagi. Jangan ditanya bagaimana lelahnya kami membereskan rumah dan barang-barang yang rusak terkena banjir.

Ternyata beberapa hari setelah banjir, diketahui bahwa penyebabnya adalah banyak sampah-sampah tersangkut di saluran air maupun di sungai. Padahal secara berkala, dari instansi terkait selalu membersihkan sungai dan saluran air. Hal ini membuktikan kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal kedisiplinan untuk membuang sampah dan menjaga lingkungan.

Dari Kemenkopmk.go.id yang mengatakan bahwa dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022 hasil input dari 202 kabupaten/ kota se Indonesia menyebut jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 2,1 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut 65,71 % (13,9 juta ton) dapat terkelola, sisanya 34,29 % (7,2 juta ton) belum terkelola dengan baik.

Masalah sampah tidak hanya menjadi urusan pemerintah, namun bisa dimulai dari diri kita sendiri minimal di lingkungan sekitar. Sebaiknya dimulai dari tiap-tiap rumah tangga untuk memilah sampah dan mengelola sampah, demi mengurangi tumpukan sampah di TPA. Memilah sampah dan mengelola sampah juga merupakan salah satu tindakan untuk melestarikan bumi, yang akan kita wariskan ke anak cucu (generasi penerus). Bagaimana cara memilah dan mengolah sampah? Tulisan di bawah ini akan mengulas hal tersebut.

MENGAPA HARUS MEMILAH SAMPAH?

Banyak orang beranggapan bahwa memilah sampah kurang penting, karena mungkin mereka belum tahu tujuan dan manfaatnya. Bahkan pada awalnya tukang sampah di komplek perumahan kami pun enggan memilah-milah sampah yang menurutnya hanya membuang waktu saja. Tetapi Alhamdulillah karena diberi pengertian oleh warga, si tukang sampah ini akhirnya mau memilah sampah berdasarkan jenisnya sebelum diangkut ke TPA. Dari tiap rumah warga, sampah sudah dipilah (terutama sampah anorganik dan residu), sedangkan sampah organik biasanya dibuat kompos maupun eco enzym.

Pemilahan sampah adalah kegiatan memisahkan sampah berdasarkan jenis, jumlah dan sifatnya. Sampah rumah tangga dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu:
  • Sampah organik adalah bahan organik yang membusuk. Sampah organik bisa terurai secara alami oleh lingkungan. Contohnya adalah sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, sisa makanan, kulit buah-buahan, cangkang telur, sisa sayuran, daun-daunan (biasanya bisa diolah menjadi kompos atau eco enzyme).  
  • Sampah organik yang berasal dari material benda tak hidup, yang sulit terurai secara alami dan membutuhkan waktu ratusan tahun atau tidak bisa terurai sama sekali. Contohnya adalah plastik, karet, styrofoam, kaca, besi, kaleng, karton (yang biasanya dibawa ke bank sampah). 
  • Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), yang berasal dari bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun dimana bahan-bahan ini dapat mencemari dan merusak lingkungan. Contohnya adalah baterai, aki bekas, bolam, sampah elektronik, kaleng bekas cat, obat-obatan dan lainnya.
Ada juga yang menggolongkan sampah residu yaitu sampah yang sulit didaur ulang karena materialnya sulit diproses dan sulit terurai di alam. Contohnya adalah pembalut bekas, popok bekas, tissue, kapas, puntung rokok dan lainnya.

Pada beberapa tempat biasanya disediakan tempat sampah berwarna untuk membuang masing-masing jenis sampah, yaitu:
  • Warna hijau untuk sampah organik.
  • Warna kuning untuk sampah anorganik.
  • Warna merah untuk sampah B3.
  • Warna biru untuk sampah kertas.
  • Warna abu-abu untuk sampah residu.

Tempat sampah berdasarkan jenisnya
tempat-sampah-berdasarkan-jenisnya
(Gambar: pinterest)

Pilah sampah dan mengelola sampah mempunyai beberapa manfaat yang akan saya ulas di bawah ini:
  1. Dengan memilah sampah, menghindari sampah bertumpuk dan bercampur (sampah organik dan anorganik), yang tentunya menimbulkan bau tak sedap atau.pencemaran udara sehingga mengganggu pernapasan dan bahkan bisa menimbulkan penyakit paru-paru maupun penyakit pernapasan. Selain itu sampah yang menumpuk juga mengundang lalat dan berbagai bakteri yang menyebarkan penyakit.
  2. Memilah sampah juga memudahkan pembuangan dan pengolahan kembali.
  3. Manfaat selanjutnya dari pilah sampah adalah lingkungan jadi lebih bersih dan sehat,karena sampah juga rutin dibersihkan.
  4. Selain itu juga merupakan langkah utama mencegah resiko banjir.
  5. Memanfaatkan barang-barang bekas untuk dipakai lagi, misalnya toples bekas bisa dipakai sebagai wadah bumbu dapur.
  6. Dapat dijual ke bank sampah (diuangkan) sehingga bisa menambah nilai ekonomi.
  7. Mengolah sampah menjadi barang bermanfaat dan bisa sebagai peluang usaha (daur ulang).
  8. Sampah organik bisa diolah sebagai kompos, media tanam dan eco enzyme (untuk memperbaiki struktur tanah).

TIPS PILAH DAN KELOLA SAMPAH ALA IBU RUMAH TANGGA

Kompos untuk media tanam
kompos-dari-sisa-bahan-organik
(Gambar: koleksi pribadi)

Sebagai ibu rumah tangga tentunya setiap hari saya memasak, dan menghasilkan sampah organik dan beberapa sampah anorganik. Sampah organik terdiri dari sisa-sisa sayuran dan kulit buah. Tips memilah dan mengelola sampah ala saya:
  • Sediakan 3 tempat sampah berbeda untuk sampah organik, anorganik dan B3 kemudian beri label agar tidak tertukar.
  • Sampah organik (sisa sayuran dan kulit buah), sebagian saya buat kompos untuk pupuk dan media tanam, ada di artikel sebelumnya. Selain itu sisa-sisa kulit buah, saya buat menjadi eco enzym yang bermanfaat untuk kebutuhan rumah tangga (mengepel, sebagai desinfektan, untuk tanaman, mengurangi gas metana dan manfaat lainnya).
  • Sampah anorganik berupa botol plastik, kertas, kaleng bisa disetorkan ke bank sampah sehingga menambah nilai ekonomi. Kebetulan di komplek perumahan saya sudah ada yang mengelola bank sampah ini, yang bisa disetor seminggu sekali.
  • Untuk meminimalisir sampah, konsumsi makanan tidak berlebihan (secukupnya) agar tidak ada yang terbuang (zero waste).
  • Sampah residu (baterai, aki, elektronik) diserahkan pada pengelola sampah untuk dibawa ke TPA.
Ternyata memilah dan mengelola sampah itu banyak manfaatnya, utamanya untuk kelestarian bumi. Nah, bagaimana pengalaman teman-teman memilah dan mengolah sampah? Sila tulis di kolom komentar. Semoga bermanfaat.

Referensi:
https://www.kemenkopmk.go.id/72-juta-ton-sampah-di-indonesia-belum-terkelola-dengan-baik#:~:text=Breadcrumb%20*%20Home%20/%20*%20Kesehatan%20/,Sampah%20di%20Indonesia%20Belum%20Terkelola%20Dengan%20Baik

27 komentar

  1. Ya betul, langkah awal menangani sampah adalah dengan cara membatasi konsumsi, apapun itu. Dari makanan (biar gak food waste), penggunaan plastik (ini yang ngeri sih, kebayang bumi ini akan semakin penuh sampah, beli bakso aja bisa lebih dari 4 plastiknya), dan tentu saja kemudian ke pengelolaan. Aku terus terang belum sampe di tahapan pengelolaan ini (yang jadi bikin kompos misalnya) tapi dari aspek penggunaan makanna/bahan-bahan udah berusaha membatasi sekali.

    BalasHapus
  2. Aku belum telaten memilah sampah sih Mbak. Yg bisa dilakukan untuk mengurangi sampah baru sebatas bawa wadah sendiri saat belanja. Atau belajar bikin ECO enzyme (diajari di sekolah anakku).

    BalasHapus
  3. Salah satu upaya (yang mungkin terlihat) kecil adalah: aku bawa wadah makanan (bisa rantang dan sejenis tupperwaare) manakala mau makan di resto/depot.
    Jadi, sedari awal, aku bilang ke penjualnya utk taruh di food container yg aku bawa.
    Tujuannya, kemungkinan besar aku nggak habis (karena porsi lambungku minimalis), tapi kadang males kaaann, kalo minta pelayan utk bungkusin "sisa makanan" yg ada di piring saat dine in. Udah gitu, makin males lagi karena banyak resto yg pakai stereofoam dan plastik :(
    Jadi, ya wis, aku makan separuh, sisanya aku bawa pulang, dan enggak nyampah plastik deehhh

    BalasHapus
  4. Apapun ya kalau dipilah-pilah sesuai dengan bagiannya akan jadi lebih bermanfaat, terlebih sampah seperti halnya kalau sisa makanan kecampur dengan yang plastik jadi tidak maksimal dan tidak bisa menjadi kompos karena kehalang dengan plastik jadi perlu ditempatkan pada kelompoknya.

    Jadi mikir, mungkin begitu soal hidup, jika berada bukan kelompoknya jadi tidak maksimal. Terima kasih untuk tulisan yang mengingatkan kembali pentingnya kelola sampah.

    BalasHapus
  5. Menurutku, ketimbang fokus di makan siang gratis.. Pemerintah harusnya bia menyediakan anggaran yang cukup besar untuk sosialisasi perihal sampah ini. Sebab kalau menurutku, masalah utamanya adalah kesadaran masyarakat yang masih minin.
    Sampai sekarang, masih kutemui sebuah stigma bahwa 'mau dipilih-pilah pun, ujung-ujungnya nanti sampah akan dicampur lagi ketika di TPA'.

    Nah, ini sih pola pikir yang harus dilawan dan dimentahkan oleh pemerintah. Supaya kelak nantinya pengelolaan sampah bisa lebih baik dan Pandawara Group bisa istirahat dengan tenang... Hahahaha

    BalasHapus
  6. Perihal sampah ini masih saja menghantui negeri ini ya. Semakin lama bukan semakin terselesaikan justru semakin bertambah tumpukannya. Gaungan tentang ajakan untuk memilah sampah memang harus lebih diseringkan agar masyarakat aware soal ini. Meski beberapa orang sudah aware soal sampah tapi saya yakin yang abai masih jauh lebih banyak. Tugas kita semua untuk saling mengingatkan. Aku sendiri gregetan karena terkadang sudah susah-susah memilah sampah eee sama petugas yang ngangkut maen dicampur campur aja.

    BalasHapus
  7. Saya sampai ngeri membayangkan saat gunung sampah itu runtuh, menenggelamkan 2 Desa dan akhirnya menelan ratusan korban. Dan harusnya peristiwa ini membuat kita semua semakin sadar dengan masalah sampah ya, Mbak. Apalagi dampak sampah ini besar sekali bagi kehiduapan. Kuncinya mulai dulu dari sendiri, dari sampah rumah tangga. Sebelum Membuang sampah bisa dipilih pilah dulu agar bisa diolah kembali.. Insya Allah nanti akan bisa dishare ke orang lain.

    BalasHapus
  8. aku mau usahain memilah sampah di rumah itu masih susah banget. karena ada adek yang masih blm paham dan terkesan merasa ribet hehe
    kalo ibu kebetulan memang memang memisahkan sampah buah2an untuk dibuat ecoenzym

    BalasHapus
  9. Nah iya, Februari ada Hari Peduli Sampah Nasional. Aku inget karena memang nyiapin campaign buat perusahaan. Suka dan tercerahkan pake banget terkait proses memilah sampah dan memang super manfaat baik bagi diri sendiri beserta lingkungan.

    Aku pun udah nerapin pilah sampah karena mulai gusar sama lingkungan yang kian tercemar akibat terlalu banyak limbah. Seperti mengompos, aku suka banget nih bikin tanaman ku subur. Lalu ngumpulin botol dkk ini nambah cuan juga bahkan minyak jelantah bisa di jual, semoga makin banyak orang yang peduli akan hal ini ya.

    BalasHapus
  10. Terima kasih infonya. Sekarang jarang sekali orang concern terhadap pemilahan sampah. Kebanyakan kalau sampah ya tinggal buang aja. Padahal dengan memilah sampah juga meringankan tugas pemulung misalnya

    BalasHapus
  11. Terima kasih atas artikel yang informatif ini. Pemilahan dan pengelolaan sampah memang menjadi langkah penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Tips praktis yang dibagikan ini yang kita butuhkan, jadi tahu kalau mesti menyediakan tempat sampah terpisah untuk sampah organik, anorganik, dan B3, serta memanfaatkan sampah organik untuk kompos dan eco enzyme. Semoga saja saya dan juga banyak lagi lainnya mau dan siap menerapkan langkah-langkah serupa demi masa depan bumi yang lebih baik.

    BalasHapus
  12. Terima kasih buat informasinya. Kita jadi tahu kalau pemilahan dan pengelolaan sampah memang menjadi langkah penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dan perlu tahu juga nih tips praktis jadi gak segan untuk mulai menyediakan tempat sampah terpisah untuk sampah organik, anorganik, dan B3, serta memanfaatkan sampah organik untuk kompos dan eco enzyme. Semoga saja ya saya dan juga banyak orang lainnya tergerak untuk menerapkan langkah-langkah serupa demi masa depan bumi yang lebih baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf aku komen sampai double :) Yang anonim sebelumnya itu saya jg.

      Hapus
  13. hiks aku kalau buang sampah, aku campur, jadi tukang sampahnya yang memilah. Kadang kalau botol-botol bekas kosmetik, aku pisahin sendiri.
    dulu dirumahku pernah membuat pupuk kompos sendiri, lama-lama udah ga pernah bikin lagi, padahal ini salah satu bentuk ikut serta menjaga alam.
    aku sendiri berusaha untuk mengurangi penggunaan sampah plastik, dan lebih memilih membawa kantong belanja sendiri

    BalasHapus
  14. Ini memang harus dimulai dari kluarga dulu ya mba. Membiasakan anak juga buang sampah ditempatnya. Bukan asal sembarangan. Nanti setelah terbiasa baru belajar utk memilah sampah

    Apalagi skr ada banyak dijual alat2 utk membuat kompos dari sampah rumah tangga. Membantu pastinya. Aku pernah liat dan cukup mudah dilakukan.

    Ngeriii banget pas terjadi ledakan sampah itu. Aku jujur baru tau blm lama, setelah baca tulisan temen2. 2005 itu aku ga di Indonesia memang.

    Cuma disayangkan juga, utk beberapa lingkungan, contohnya di lingkungan rumahku, walau sampah udh dipilah, tp giliran Ama si tukang sampah, digabung semua 🤣🤣🤣. Ya Allah miris jadinya 😅

    BalasHapus
  15. Kalau di sini, sampah dipilah petugas
    Karena kalau dipilahkan dari rumah katanya dia ga ada kerjaan
    Makanya kadang gatal juga kalau nyatuin sampa organik dan non organik tetapi ya aturannya mau dikerjakan petugas bagaimana lagi

    BalasHapus
  16. Memilah sampah memang sekarang harus menjadi salah satu kewajiban setiap keluarga supaya bisa mengolah sampah dengan lebih baik karena ketika sampah dipilah otomatis memudahkan proses pengolahan sampah dan yang pasti bisa lebih ramah lingkungan dan juga lebih irit biayanya

    BalasHapus
  17. Iya mengelola sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja tapi juga masyarakat karena pemerintah kewalahan dan masih tradisional pengelolaannya..jadi masyarakat harus turun tangan dengan berbagai cara ya..seperti bikin kompos dan lainnya..

    BalasHapus
  18. Ternyata tanggal 21 Feb diperingati hari peduli sampah nasional. Memang memilah sampah ini perlu kesadaran, bisa dimulai dari rumah kebiasaan memilah sampah organik, anorganik.

    BalasHapus
  19. Memilah sampah berdasarkan jenisnya menjadi langkah awal kita dalam mengatasi persolaan sampah ya mbak
    Dengan memilah berdasarkan jenisnya, akan memudahkan kita mengolahnya y

    BalasHapus
  20. Baru tahu ternyata ada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh tiap tanggal 21 Februari. Nah, emang penting banget nih untuk memilah sampah berdasarkan jenisnya demi kelestarian bumi. Jadi persoalan pemilahan sampah ini nggak bisa diangap sepele atau nggak penting karena berkaitan dengan kelestarian lingkungan

    BalasHapus
  21. Wah, yang dulu longsor itu di Cimahi ya. Itu Leuwigajah deket sama kantorku yang dulu. Sayangnya, seringkali meski kita sudah pilah, jadi dicampur2 lagi sama yang ambil sampahnya.

    Jadi memang solusinya adalah kita harus kurangi penggunaan sampah. Yuk bisa, yuk!

    BalasHapus
  22. Sampah itu memang jadi masalah banget ya. Terlihat sepele dan nggak ada dampaknya, tapi terlihat nyata kalau udah banjir. Makanya sebelum banjir terjadi kita harus aware sama pemilihan sampah. Aku juga gini di rumah memilih sampah dan mengolahnya.

    BalasHapus
  23. Eaa baru tau ada hari peduli sampah. Btw pengkategorian tempat sampah dr warna dan tulisan itu sebenarnya udh banyak di tempat umum ya. Tp sepertinya orang gak terlalu aware deh. Yg penting buang sampah aja, gak sesuai kategori tempat sampahnya. Thanks tips nya mbaaa

    BalasHapus
  24. Masalah sampah merupakan masalah yang serius lo, kalau banyak yang tidak peduli, saya sendiri juga bari sampai tahap memilah sampah belum mengolahnya, belum sanggup, belum praktik membuat kompos dengan lahan yang sempit

    BalasHapus
  25. Ternyata peduli lingkungan itu bukan hal yang berat, bisa dimulai dengan pilah dan kelola sampah rumah tangga. Jadi makin semangat nih ngompos lagi, biar sampah dapur bisa terus dimanfaatkan :)

    BalasHapus
  26. Kisah banjir yang dialami langsung oleh penulis menjadi bukti nyata bahwa masalah sampah bukan hanya teori, tapi bisa berdampak besar dalam kehidupan sehari-hari.

    Penjelasan tentang jenis-jenis sampah dan cara pengelolaannya juga sangat membantu, terutama bagi yang ingin mulai menerapkan kebiasaan ini di rumah. Menarik juga melihat bagaimana bank sampah bisa menjadi solusi ekonomi, bukan sekadar cara mengurangi limbah.

    BalasHapus