Akhir tahun 2024 di sosial media banyak beredar tagar No Buy Challenge 2025. Tak sedikit para content creator dan influencer menyuarakan No Buy Challenge 2025, baik di tik tok maupun lewat instagram.
Awalnya saya penasaran dan bertanya-tanya apa maksud dari challenge tersebut, karena makin sering wara wiri di beranda sosial media saya. Dari beberapa informasi yang saya baca, ada beberapa pengertian No Buy Challenge ini.
No Buy Challenge adalah tantangan agar lebih bijak mengelola pengeluaran dengan cara tidak membeli barang-barang atau jasa yang tidak benar-benar dibutuhkan. Jadi disini harus bisa dibedakan antara kebutuhan dan keinginan. Bila kebutuhan adalah sesuatu yang harus didapatkan dengan segera (urgen), maka keinginan merupakan sesuatu yang tidak terbatas serta bisa muncul setiap saat.
Sering juga kita dengar istilah frugal living. Disini harus dibedakan antara keduanya. Namun keduanya mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk berhemat dan hidup minimalis (sederhana). No Buy Challenge merupakan tantangan agar lebih bijak mengelola pengeluaran, sedangkan kalau frugal living adalah gaya hidup hemat atau fokus pada penghematan uang dan persiapan keuangan di masa depan.
Adanya prinsip No Buy Challenge ini muncul akhir tahun 2024, sejak diumumkannya bahwa tahun 2025 pajak akan naik 12 %. Harga barang kebutuhan juga merangkak naik, seiring diumumkannya bahwa pajak akan naik, bahkan tidak menutup kemungkinan akan merambah ke kebutuhan lain yang merangkak naik. Walaupun hal ini hanya berlaku untuk barang mewah, namun masyarakat mulai sadar agar hidup lebih hemat di tahun ini.
Saya pun harus mulai belajar menerapkan prinsip No Buy Challenge ini. Bukan sekedar ikut-ikutan trend masyarakat, tapi belajar menahan diri membeli sesuatu yang kurang penting. Jadi mulai saat ini harus bisa memilah antara kebutuhan dan keinginan. Mulai membuat daftar barang-barang yang tidak perlu dibeli, membuat daftar kebutuhan (belanja) selama sebulan, dan juga mulai menyisihkan dana untuk tabungan atau investasi. Ternyata baru sadar kalau selama ini terlalu didominasi belanja barang-barang yang tidak urgen, dan terlalu banyak tergoda diskon di online shop.
Tahun lalu masih banyak tergoda belanja karena keinginan, tetapi tahun ini saya bertekad harus bisa menahan diri belanja yang tidak perlu dan hanya belanja barang yang dibutuhkan saja. Tiap kali scroll sosmed, yang lewat di beranda banyak diskon barang menarik, padahal ya sebenarnya nggak butuh-butuh banget barang itu (pakaian atau alat-alat rumah tangga). Akhirnya malah barang-barang tersebut menumpuk di lemari karena belum sempat memakainya.
Dalam menerapkan No Buy Challenge ini bisa dilakukan dalam batas waktu tertentu, misalnya sebulan, tiga bulan, enam bulan, setahun atau bahkan selamanya. Yang terpenting adalah menerapkan kebiasaan ini hingga kita merasa nyaman, tidak terkekang dan terbiasa. Tidak masalah bila ingin mencoba menerapkan No Buy Challenge selama sebulan misalnya, seiring berjalannya waktu hal ini akan menjadi kebiasaan yang baik dan nantinya bisa ditingkatkan waktu mempraktekkannya.
MANFAAT NO BUY CHALLENGE
Di bawah ini adalah ulasan tentang manfaat No Buy Challenge, apa saja manfaatnya? Simak ulasannya di bawah ini.- Hidup lebih hemat dan bisa mengelola pengeluaran untuk barang dan hal yang lebih penting.
- Bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
- Bisa menabung sehingga kondisi finansial stabil.
- Mengurangi pembelian secara impulsif (tanpa mempertimbangkan).
- Meningkatkan kualitas hidup. Dengan No Buy Challenge membuat hati tenang dan hidup lebih nyaman.
- Mengurangi sampah. Salah satu contohnya adalah, mengurangi kemasan yang digunakan untuk membungkus produk di e-commerce maupun toko offline.
- Mengurangi jejak karbon dari proses produksi dan pengiriman barang.
- Fokus pada kualitas bukan kuantitas barang.
- Meningkatkan kesadaran tentang pola konsumsi kita.
TIPS MENJALANKAN NO BUY CHALLENGE
- Evaluasi antara kebutuhan dan keinginan, fokuslah pada kebutuhan dasar yang benar-benar penting.
- Rencanakan pengeluaran dengan cara membuat anggaran bulanan (untuk kebutuhan pokok), dan alihkan dana kebutuhan non esensial untuk ditabung atau berinvestasi.
- Tentukan batas waktu menjalani No Buy Challenge agar tidak merasa terkekang, misalnya 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau satu tahun. Kemudian evaluasi pengeluaran setelah menjalankan No Buy Challenge, bila hasilnya lebih baik maka pertahankanlah.
- Buat daftar barang yang tidak akan dibeli selama menjalani No Buy Challenge.
- Sebelum berbelanja, buat daftar belanja dan berbelanja sesuai yang ada dalam catatan.
- Buat batasan pengeluaran per hari atau per minggu untuk mengurangi pengeluaran.
- Mencari alternatif barang yang harganya lebih murah tapi awet, sebagai pengganti barang yang rusak.
- Hindari godaan berbelanja dari toko online, bila perlu dengan menghapus aplikasinya atau tidak membuka aplikasi tersebut dalam waktu tertentu.
- Usahakan berhemat dengan tidak jajan atau makan di luar. Agar lebih hemat dan sehat, memasak di rumah dengan menu bergizi seimbang. Saya biasa melakukannya dengan belanja kebutuhan dapur satu minggu sekali ke pasar, karena hal ini akan lebih hemat biaya dan hemat waktu.
- Menggunakan barang yang sudah ada bila masih bisa dipakai, jadi tak perlu beli barang yang baru.
- Membersihkan rumah secara berkala dengan menyingkirkan barang yang sudah tak terpakai (decluttering). Bisa dengan cara disumbangkan atau didonasikan untuk yang membutuhkan.
- Untuk mengalihkan keinginan belanja, carilah kegiatan yang tidak memerlukan pengeluaran tambahan misalnya membaca, jalan santai, membereskan rumah, berkebun, menjahit atau kegiatan lain yang menyenangkan dan murah.
BARANG YANG TIDAK DIBELI SELAMA MENJALANI NO BUY CHALLENGE
barang-yang-tidak-dibeli-dalam-no-buy-challenge (Gambar: pixabay.com) |
- Barang fashion, misalnya pakaian, tas dan sepatu. Gunakan barang lama yang masih layak pakai, dan agar tidak bosan lakukan kreasi atau mix and match.
- Kosmetik atau produk kecantikan. Usahakan untuk menghabiskan dulu produk yang sudah ada, baru kemudian beli yang baru. Jangan membeli produk dengan kegunaan sama dari beberapa brand, usahakan beli produk dari satu brand saja.
- Tidak membeli makanan atau camilan dari luar. Usahakan memasak sendiri makanan untuk keluarga, selain lebih sehat juga lebih hemat.
- Tidak membeli furniture baru di rumah. Agar tidak bosan dan menciptakan suasana baru, manfaatkan furniture yang masih ada dengan mengatur ulang.
- HP, laptop, alat elektronik tidak perlu beli yang baru hanya untuk mengikuti trend. Lakukan pemeliharaan dan perawatan pada perangkat yang sudah ada agar awet.
- Barang-barang yang hanya untuk koleksi atau hobi.
- Layanan berbayar, misalnya streaming, majalah maupun aplikasi lainnya yang kurang penting.
Referensi:
https://www.kompas.com/tren/read/2024/12/31/161500665/ikut-no-buy-2025-challenge-apa-saja-yang-sebaiknya-tidak-dibeli-tahun-depan
https://wolipop.detik.com/sale-and-shop/d-7714842/apa-itu-no-buy-challenge-yang-viral-begini-caranya-untuk-hemat-di-2025/amp
7 poin barang konsumtif yang harus belajar kita tahan ya..ini menasihati diri saya sendiri yang sering belanja barang yang ga terlalu perlu karena sudah bosan dengnan barang lama
BalasHapusAku sih alhamdulillaah bukan termasuk orang konsumtif. Membeli barang yang memang harus dibeli aja. Kalau dana tercukupi boleh beli, tetapi jika belum cukup, bisa ditahan entah sampai kapan hahahaha. Aku sudah lama ga pakai kartu kredit dan cicilan macam2, Hidup jauh lebih tenang, bangun tidur damai rasanya. Tapi tahun 2025 kayaknya aku mau beli tas dari hasil iklan di blog dll hahaahahahahahah :D
BalasHapusWah challenge nya asik dan benar-benar challenging nih. No Buy Challenge, kalau berhasil akan benar-benar bagus nih hasilnya terhadap manajemen keuangan
BalasHapus