IDENTITAS FILM
Film drama keluarga yang berdurasi 1 jam 44 menit ini disutradarai oleh Rudi Soedjarwo, yang kita tahu beliau sukses menyutradarai film Ada Apa Dengan Cinta dan Sayap Sayap Patah. Film ini diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Nagiga Nuy Ayati dan diproduksi oleh Leo Picture dan Legacy Picture, dengan produser Agung Saputra dan Nunu Datau. Naskah ditulis oleh Oka aurora dan Adinia Wirasati.Pemeran di film ini adalah:
- Christine Hakim sebagai ibu Rahmi
- Slamet Raharjo sebagai pak Haryo
- Adinia Wirasti sebagai Ranika
- Fedi Nuril sebagai Rangga
- Amanda Manopo sebagai Rania
- Yasmin Napper sebagai Hening
- Hana Saraswati sebagai Thea (isteri Rangga)
- Nunu Datau sebagai tante Esti
- Baim Wong sebagai Kevin
- Immanuel Caesar Hito sebagai pacar Hening
SINOPSIS
Film yang menggambarkan pentingnya sosok seorang ibu dalam keluarga. Diawali adegan keluarga Haryo yang tengah berkumpul di ruang keluarga. Sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis. Mempunyai seorang istri (Rahmi) yang penuh kasih sayang terhadap anak-anak dan keluarga. Mereka mempunyai empat orang anak yaitu Ranika, Rangga, Rania dan Hening.Konflik dimulai setelah Haryo meninggal, saat itulah Rahmi yang selama ini sangat tergantung pada Haryo merasa sangat kehilangan sosok suaminya tersebut. Dalam kesedihan dan dukanya, Rahmi berusaha mengayomi anak-anaknya, merawat dan membesarkan mereka.. Rahmi berusaha mempersatukan anak-anaknya dan menjadi ibu yang sangat mencintai mereka.
Anak-anak yang mulai sibuk dengan karier dan kuliahnya, tak punya waktu untuk ibunya bahkan sekedar menemani saat ulang tahun maupun saat ibunya membutuhkan periksa ke dokter. Ranika sebagai anak sulung merasa bertanggung jawab terhadap keluarganya, setelah ayahnya meninggal dunia. Ranika menjadi tulang punggung keluarga, membiaya kuliah Hening, membiayai kebutuhan Rangga yang belum punya pekerjaan tetap walaupun telah menikah. Sukses sebagai wanita karier dan berhasil mengembangkan perusahaannya, namun Ranika terlalu bersikap otoriter terhadap adik-adiknya. Sikap yang selalu memerintah ketiga adiknya inilah, yang menimbulkan pertentangan dan perbedaan pendapat makin tajam. Padahal pengorbanan Ranika juga patut diacungi jempol, menunda menikah hingga telah menginjak usia 42 tahun demi keluarganya.
Bagaimana dengan Rangga? Mempunyai mimpi menjadi musisi terkenal dan mendapat kontrak rekaman. Namun hingga saat ini belum mendapat satupun kontrak dari perusahaan rekaman. Karena sikap Rangga yang dianggap terlalu idealis inilah, Ranika selalu menyindir Rangga untuk mencari pekerjaan tetap.
Rania sebagai artis televisi juga sangat sibuk shooting, sehingga jarang pulang untuk menjenguk ibunya. Akan tetapi dia bersikeras bahwa dia juga sering membantu keuangan keluarga ini dari gajinya. Sedangkan si bungsu Hening sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya dan mimpinya menjadi seorang seniman, yang sangat didukung oleh pacarnya.
Dengan kesibukan masing-masing anaknya, Rahmi merasa makin sendiri dan ditinggalkan. Pun demikian saat hari ulang tahunnya, tak ada seorangpun anaknya yang ingat hari ulang tahunnya. Saat itu datang Esti, adik Rahmi yang membawa kue ulang tahun serta menelpon ke-empat keponakannya untuk segera pulang merayakan ulang tahun ibunya.
Setelah mereka berkumpul, di ruang makan yang sempit itulah konflik semakin meningkat. Ranika yang terlalu otoriter terhadap adik-adiknya, kembali mengungkapkan seolah-olah hanya dia pahlawan di rumah itu, sebagai tulang punggung keluarga. Tersinggung dengan ucpan Ranika, tiba-tiba Rangga pamit pulang meninggalkan mereka semua yang sedang makan bersama. Kemudian adegan berikutnya adalah perdebatan antara Ranika dan Rania, hingga ibunyalah yang meredam emosi kedua anaknya.
salah-satu-adegan-bila-esok-ibu-tiada (Gambar: idntimes.com) |
Rahmi ingin ke Pekalongan ziarah ke makam suaminya tanpa sepengetahuan anak-anaknya, namun sudah berpamitan dan izin pada Esti adiknya. Singkat cerita, di makam Haryo tersebut Rahmi menumpahkan semua beban dalam hatinya selama ini karena merasa tidak dibutuhkan lagi anak-anaknya.
Singkat cerita, Rahmi terjatuh dan pingsan setelah berwudhu saat hendak shalat tahajud. Malam itu hanya ada Hening yang menemaninya. Ranika ke kantor polisi mengurus Rania yang ditahan karena dugaan memakai narkoba. Usaha Ranika untuk menjemput adiknya yang ditahan, sia-sia saja karena Rania tetap harus ada di kantor polisi malam itu.
Pemakaman Rahmi di Pekalongan berjalan lancar. Dan saat itulah Rania diperbolehkan pulang karena terbukti tidak bersalah. Merasa terkejut dan menyesal karena sesampai di rumah, pemakaman telah selesai. Saat itulah mereka berempat saling menyadari kesalahannya dan ternyata mereka saling menyayangi dan membutuhkan. Kehadiran seorang ibu yang bisa menyatukan keluarga, kini sudah tak dirasakan lagi oleh mereka berempat. Film berakhir dengan adegan bahagia yaitu bersatunya keempat kakak beradik tersebut, yang ternyata saling menyayangi satu sama lainnya. Penyesalan selalu datang terlambat. Penyesalan yang datang setelah ibu tiada.
Film ini menggambarkan kejadian sehari-hari yang ada dalam sebuah rumah tangga. Anak-anak yang sibuk dan selalu punya alasan, untuk tidak mau menjaga atau sekedar menemani orang tuanya. Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Itulah kata pepatah yang artinya kasih sayang seorang ibu tak putus dan tak lekang oleh waktu. Ibu yang selalu ada untuk anaknya, selalu mencintai dan memberi kasih sayangnya kepada anak, walaupun mungkin anak-anak kurang perhatian padanya. Jasa dan pengorbanan seorang ibu pada anak sangat besar dan tak mungkin terbalaskan. Seberapa pentingkah keberadaan seorang ibu untuk seorang anak?
Dari film ini bisa diambil pelajaran dan hikmah. Cintai dan sayangi orang tua kita selagi ada. Luangkan waktu untuk mereka, walaupun hanya sebentar. Jangan sampai kita menyesal setelah mereka meninggalkan kita.
Jangan lupa menonton film ini yang tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai tanggal 14 Nopember 2024. Semoga bermanfaat.
KESAN MENONTON FILM INI
Film ini adalah film drama keluarga yang kejadiannya banyak kita temui di masyarakat. Oleh sutradara dikemas dengan apik sehingga banyak penonton yang terharu dan menangis larut dalam emosinya. Tak hanya itu, artis-artis pendukung film ini aktingnya tak diragukan lagi. Saya kagum dengan akting Christine Hakim yang memang dari zamannya adalah artis handal dan berkualitas sekali. Terbukti dengan banyaknya penghargaan yang diraihnya. Usianya sudah senior namun masih bagus aktingnya dan begitu menjiwai perannya sebagai Rahmi.Film ini menggambarkan kejadian sehari-hari yang ada dalam sebuah rumah tangga. Anak-anak yang sibuk dan selalu punya alasan, untuk tidak mau menjaga atau sekedar menemani orang tuanya. Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Itulah kata pepatah yang artinya kasih sayang seorang ibu tak putus dan tak lekang oleh waktu. Ibu yang selalu ada untuk anaknya, selalu mencintai dan memberi kasih sayangnya kepada anak, walaupun mungkin anak-anak kurang perhatian padanya. Jasa dan pengorbanan seorang ibu pada anak sangat besar dan tak mungkin terbalaskan. Seberapa pentingkah keberadaan seorang ibu untuk seorang anak?
Dari film ini bisa diambil pelajaran dan hikmah. Cintai dan sayangi orang tua kita selagi ada. Luangkan waktu untuk mereka, walaupun hanya sebentar. Jangan sampai kita menyesal setelah mereka meninggalkan kita.
Jangan lupa menonton film ini yang tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai tanggal 14 Nopember 2024. Semoga bermanfaat.
Aduh..berani nggak ya aku nonton film ini?? Sepertinya akan banjir air mata deh teringat almh ibu..hiks..
BalasHapusKayaknya kalo nonton bakal bercucuran air mata deh di bioskop...hiks. Apapun tentang ibu ga bisa ga banjir...
BalasHapusAda memang ibu yang punya kasih sepanjang masa seperti ibu Rahmi. Tapi, bukannya tidak sedikit ibu yang tidak perduli anaknya. Tapi soal kehadiran ibu sebagai kunci utama sebuah keluarga memang benar adanya. Baca cerita dari orang-orang yang sudah nonton saja bikin aku melow.
BalasHapusFilmi ni lewat terus di TL X, dibintangi Fedi Nuril juga ya, dia rajin promosikan film ini, ternyata penulis novelnya Mbak Nuy, temanku, kereeen...dari novel ke film jadinya makin ciamik
BalasHapus