wahyusuwarsi.com

LAMEK DOWANSIBA PAHLAWAN LITERASI DARI PAPUA BARAT


Lamek Dowansiba


Hingga saat ini kondisi pendidikan di Papua Barat masih sangat rendah, terbukti sebagian masyarakat di Papua Barat masih buta aksara. Data ini didapat dari data statistik Papua Barat (rri.co.id). Tentu saja sangat memprihatinkan bukan? Di saat teknologi mulai merambah dunia, sebagian masyarakat Papua Barat bahkan masih buta aksara. Jangankan mengenal internet atau smartphone, baca tulis saja mereka belum kenal.

Melihat kondisi di daerahnya yang seperti ini, menimbulkan rasa prihatin dan juga memberi semangat pada seorang pemuda untuk memajukan daerahnya, dengan cara menjadi penggiat gerakan literasi. Siapa pemuda tersebut?

MENGENAL LAMEK DOWANSIBA


Rumah baca KSM
rumah-baca-KSM-yang-dibangun-Lamek
(Gambar: pilarteduh.com)


Seorang pemuda yang lahir di Kampung Masiepi, Manokwari Selatan, Papua Barat bernama Lamek Dowansiba mempunyai gagasan untuk memajukan literasi di daerahnya Papua Barat. Lamek terdorong memajukan literasi di daerahnya, karena menurutnya pendidikan dan budaya membaca itu sangat penting. Lamek merasakan saat sekolah di kampungnya, sangat sulit mendapatkan akses buku-buku untuk anak-anak di daerah Papua Barat.

Putra dari Elly Dowansiba yang lahir pada 20 Mei 1991 ini, berasal dari suku Arfak. Lamek bersekolah di SMA Negeri 2 Manokwari, kemudian kuliah di Sekolah Tinggi Pariwisata Petrus Kapiar Biak Numfor, hingga lulus D 3. Setelah lulus kuliah, Lamek kembali ke kampung halamannya di Papua Barat. Dia bertekat hendak memajukan literasi di daerahnya, karena banyak anak-anak yang belum bisa membaca dan menulis.

Alasan lain gerakan literasi yang dijalankan Lamek adalah karena hingga kini pemerintah daerah belum memiliki konsep yang jelas untuk mendorong kemajuan pendidikan di Papua Barat dalam kerangka Otonomi Khusus (Otsus).

MEMBERANTAS BUTA AKSARA DENGAN MENDIRIKAN RUMAH BACA


Lamek bersama anak-anak di rumah baca
Lamek-bersama-siswa-di-rumah-baca
(Gambar: instagram @lamek_dowansiba)


Lamek Dowansiba adalah pendiri Komunitas Suka Membaca (KSM) pada tahun 2013. Menurut Lamek, Komunitas Suka Membaca adalah sebuah organisasi lokal yang bergerak di bidang literasi, khususnya literasi dasar (pilarteduh.com). Lewat Komunitas Suka Membaca ini didirikan untuk menjawab masalah pendidikan yang ada di Papua Barat, terutama masalah literasi dasar.

Melihat kondisi di daerah Papua Barat yang sebagian masih buta aksara, maka Lamek terdorong untuk mendirikan rumah baca berbasis kampung. Sedangkan konsep yang diusung adalah “Anak Cerdas, Papua Maju.”

“Selagi ada kesempatan, mari belajar,” kata Lamek Dowansiba.

Awalnya rumah baca didirikan di kampung halamannya yaitu di Kampung Masiepi, Distrik Manokwari Selatan pada tahun 2019. Nama yang diberikan untuk rumah baca tersebut adalah “Tuh Tebej” yang artinya Rumah Baca Bintang. Tuh Tebej adalah bahasa dari Suku Sough yang merupakan salah satu sub suku dari suku besar Arfak di Papua Barat.


Anak-anak Papua di rumah baca
anak-anak-di-papua-yang-belajar-di-rumah-baca
(Gambar: instagram @lamek_dowansiba)



Rumah baca berikutnya yang didirikan Lamek adalah rumah baca di daerah Kampung Nuni, Mandopi, Urondopi Dsitrik Manokwari Utara, Kampung Tanah Merah di Distrik Warmare serta rumah baca di Kabupaten Manokwari Selatan, Bintuni dan Sorong.

Pada awal mendirikan rumah baca, banyak kendala yang dihadapi oleh Lamek antara lain tidak mendapat dukungan dari masyarakat dan terbatasnya jumlah pengajar yang ada. Masyarakat di daerah Papua masih belum memberi kesempatan anak-anak untuk belajar lebih baik. Sepulang sekolah anak-anak mereka diharuskan untuk membantu orang tuanya mencari nafkah bercocok tanam atau mencari nafkah di hutan. Lamek berharap dengan didirikannya rumah baca akan menarik minat masyarakat utamanya anak-anak untuk belajar literasi dasar. Setidaknya mereka bisa belajar mengenal huruf dan menulis, hingga punya kemampuan dasar untuk kedua hal tersebut. Karena pada kenyataannya, banyak siswa setingkat SD atau SMP yang masih belum lancar membaca dan menulis.

Hambatan-hambatan lain yang ditemui adalah sulitnya anak-anak di pedalaman Papua mendapatkan akses buku-buku bacaan dan buku bahan pelajaran sebagai media belajar. Lamek pun merasakan hal ini saat dia masih bersekolah di kampung.

Dalam mendirikan rumah baca, Lamek dibantu 50 orang volunter yang bergabung. Mereka berasal dari mahasiswa, akademisi, tokoh agama dan yang lainnya. Sedangkan buku-buku untuk rumh baca didapat dari luar Papua yaitu dari kenalan-kenalan Lamek di Jakarta dan Surabaya, yang turut mengirim buku-buku untuk kelancaran rumah baca Lamek. Hingga saat ini sudah ada ribuan anak-anak di Papua yang merasakan manfaat rumah baca yang didirikan Lamek.

Ada lima program wajib kegiatan rumah baca yaitu:
  1. Mendirikan rumah baca
  2. Revolusi mental
  3. Mendirikan perpustakaan mini
  4. Membagi-bagikan buku
  5. Belajar mengajar
Dilansir dari pilarteduh.com hingga saat ini Lamek telah berhasil mendirikan 38 rumah baca yang tersebar di beberapa kabupaten yaitu:
  1. Kabupaten Manokwari
  2. Kabupaten Manokwari Selatan
  3. Kabupaten Pegunungan Arfak
  4. Kabupaten Tambrauw
  5. Kabupaten Sorong
  6. Kabupaten Biak Numfor di propinsi Papua
Pada bulan Januari 2023 dilaunching dua rumah baca di Kecamatan Anggi, Desa Testega-Bamah dan Kecamatan Catubouw, Desa Alga Kabupaten Pegunungan Arfak.

PENGHARGAAN YANG DITERIMA

Karena jasanya sebagai penggiat literasi di Papua Barat, Lamek mendapat beberapa penghargaan yaitu:
  1. Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards dari Astra Internasional, untuk kategori individu di bidang pendidikan, yaitu Lamek Dowansiba Penggiat Literasi di Papua Barat melalui Komunitas Suka Membaca (KSM), pada tahun 2021.
  2. Apresiasi dari Insan Pers dalam bidang literasi, pada puncak Hari Pers Nasional di tingkat propinsi Papua Barat pada tahun 2021.
Semoga perjuangan dan kerja keras Lamek memajukan literasi di Papua dapat memberi motivasi masyarakat Papua untuk melek literasi. Selain itu juga dapat memajukan pendidikan di Papua, hingga mewujudkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan pintar.

Demikian ulasan saya tentang Lamek Dowansiba, seorang penggiat literasi di daerah Papua Barat. Semoga bermanfaat bagi pembaca.

Referensi:

https://rri.co.id/manokwari/iptek/110200/indeks-literasi-dan-membaca-di-papua-barat-masih-rendah?page=2

https://pilarteduh.com/lamek-dowansiba-perang-lawan-buta-aksara/

https://radarpapua.jawapos.com/gedung-bintang/32624916/galakan-literasi-lamek-dowansiba-raih-penghargaan-insan-pers
‹ Lebih lamaTerbaru ✓

3 komentar

  1. Senang melihat dipedalaman ada pahlawan literasi dari warga lokal jadi bisa bikin kemajuan daerahnya ya

    BalasHapus
  2. Semoga ada banyak penerus dari Lamek Dowansiba ini ya kak. Agar makin banyak juga masyarakat di pedesaan yang tidak buta huruf dan tingkat literasinya tinggi

    BalasHapus
  3. Salut dan bangga pada putra Papua, Lamek Dowansiba yang mempunyai gagasan untuk memajukan literasi di daerahnya Papua Barat. Dengan makin meluasnya pendirian rumah baca dan kegiatan lainnya semoga terwujud,
    Anak Cerdas, Papua Maju segera.

    BalasHapus