wahyusuwarsi.com

MARAKNYA BISNIS KOST DAN DAMPAKNYA BAGI LINGKUNGAN



Rumah kost-kostan


Tahun ajaran baru masuk perguruan tinggi sebentar lagi akan dimulai. Banyak mahasiswa baru yang berasal dari luar daerah mulai mencari tempat kost untuk tinggal selama kuliah. Bagi sebagian mahasiswa baru, kuliah jauh dari orang tua memberi pengalaman baru, baik itu pengalaman hidup mandiri, maupun pengalaman bersosialisasi dengan lingkungan yang baru. Hidup bersosialisasi dengan teman baru yang tinggal dalam satu atap bahkan mungkin satu kamar, tentunya harus pandai membawa diri dan menyesuaikan diri agar tidak terjadi hal-hal yang menimbulkan pertengkaran atau perbedaan pendapat.

Banyaknya mahasiswa baru di suatu daerah atau komplek perumahan, memberikan peluang bagi warga sekitar untuk mendirikan rumah kost atau penginapan. Walaupun mungkin pihak universitas menyediakan asrama mahasiswa, namun bagi sebagian mahsiswa lebih memilih untuk kost dibandingkan tinggal di asrama mahasiswa. Seperti di daerah lingkungan saya, yaitu di Undip Semarang sudah beberapa bulan ini banyak sekali mahasiswa baru yang mencari kost yang berdekatan dengan kampus. Dan memang saat ini di lingkungan Undip banyak didirikan usaha kost mahasiswa, dengan bermacam-macam fasilitas. Ada rumah kost dengan fasilitas standar (tempat tidur, meja belajar, lemari, kamar mandi luar, wifi), namun banyak juga rumah kost dengan fasilitas seperti hotel (AC, tempat tidur springbed, meja, lemari, kamar mandi dalam, water heater, wifi). Tentunya harganya juga disesuaikan dengan fasilitas yang ada di kost tersebut.

MANFAAT MENJADI ANAK KOST

Lalu apa saja manfaat menjadi anak kost? Sebagai anak rantau sebenarnya banyak manfaat yang berguna untuk seorang mahasiswa yaitu:

1. Sebagai anak kost dituntut untuk lebih mandiri, dan bisa mengurusi diri sendiri. Mengurus diri sendiri dari hal-hal kecil misalnya mencuci baju, menyetrika, membersihkan kamar dan yang lainnya. Bila sakit berusaha untuk memeriksakan diri ke dokter tanpa diantar orang tua, dan mengatasi masalah lain yang lebih besar.


Anak kost memasak sendiri
anak-kost-memasak-sendiri
(Gambar: pinterest)

 
2. Sebagai anak kost harus bisa mengatur keuangan dan berhemat. Usahakan agar keuangan tetap stabil mulai awal bulan hingga akhir bulan, sampai kiriman dari orang tua datang lagi di bulan berikutnya.
 
3. Mempunyai rasa toleransi terhadap orang lain. Sebagai anak kost tentunya tidak bisa bersikap dan berbuat sesuka hati. Harus memikirkan perasaan orang lain, apakah mereka terganggu atau tidak dengan sikap kita. Misalnya hindari berbuat keributan atau memutar musik terlalu keras disaat teman-teman kost sedang belajar maupun beristirahat.
 
4. Mengatur waktu dengan baik. Kost memberi pengalaman bagi mahasiswa baru untuk bisa mengatur waktu dan jadwal secara disiplin. Membuat to do list selama satu minggu atau to do list harian, sangat membantu memanfaatkan waktu dengan efisien. Dengan to do list, bisa diatur kapan kuliah, kapan mengerjakan tugas kuliah, kapan berorganisasi, kapan refreshing bersama teman-teman, kapan saatnya membereskan mencuci pakaian, menyetrika dan lainnya.
 
5. Mempunyai rasa berbagi kepada orang lain. Hidup di kost banyak suka dan dukanya, tidak selalu senang tapi ada saat masa-masa sulit, misalnya bila belum mendapat kiriman uang bulanan dari orang tua. Biasanya sesama anak kost akan lebih toleran satu sama lain. Mereka akan saling bantu antar teman, saling berbagi sambil menunggu transferan uang bulanan dikirim oleh orang tua masing-masing.
 
6. Mempunyai rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang tua. Menyadari tujuan kuliah dan harapan orang tua, sehingga bisa mengatur waktu dengan baik dan berusaha lulus tepat waktu serta tidak mau mengecewakan harapan orang tuanya.
 
7. Melatih kerjasama dan bersosialiasi dengan sesama teman kost. Di kost biasanya disediakan dapur khusus untuk penghuni kost, selain itu juga dibagi giliran kerja bakti untuk membersihkan kost. Jadi di sini dituntut saling kerja sama dengan anggota kost yang lain dan tidak boleh egois. Memasak bersama, belanja bersama (dengan iuran) juga merupakan kebiasaan yang baik dan saling toleransi antar anggota kost.

Memasak bareng teman kost
memasak-bersama-teman-kost
(Gambar: pinterest)


8. Memiliki pola pikir yang lebih berkembang. Dengan kost dituntut untuk memiliki pola pikir dan sudut pandang sendiri terhadap masalah-maslah yang dihadapi. Selain itu juga sebagai anak kost harus bisa menyelesaikan segala permasalahn diri sendiri. Kalau dulu hidup bersama orang tua, biasanya merekalah yang biasa dimintai pertimbangan bila ada masalah.

DAMPAK BISNIS KOST BAGI LINGKUNGAN

Adanya banyak rumah kost di suatu wilayah tentu saja menimbulkan dampak bagi lingkungan sekitarnya.

Dampak positif adanya banyak kost di suatu wilayah adalah:
 
1. Meningkatkan penghasilan warga sekitar, misalnya warga sekitar dapat membuka usaha warung makan, rental komputer atau mungkin usaha foto copy yang sangat dibutuhkan mahasiswa baru.
 
2. Mahasiswsa dapat berbaur dengan warga komplek perumahan tersebut, misalnya dengan menjadi takmir masjid setempat, menjadi panitia saat hari raya keagamaan, panitia hari kemerdekaan atau kegiatan kemasyarakatan yang lainnya.

Dampak negatif banyaknya kost bagi suatu wilayah adalah:
 
1. Meningkatnya kepadatan penduduk, karena penghuni kost berasal dari berbagai wilayah yang kuliah di kampus daerah tersebut.
 
2. Menimbulkan kemacetan lalu lintas di wilayah tersebut. Contohnya seperti di wilayah daerah saya, setiap pagi dan sore selalu terjadi kemacetan terutama jam-jam saat masuk dan pulang kuliah, kaarena jumlah mahasiswa setiap tahun selalu bertambah.
 
3. Menyebabkan penduduk asli merasa tidak nyaman karena adanya banyak pendatang baru (anak kost).
 
4. Mengganggu penduduk asli dengan banyaknya kendaraan dari penghuni kost (mialnya parkir tidak sesuai aturan). Karena itu perlu adanya penertiban serta peraturan dari pejabat yang berwenang, dalam hal ini RW ataupun RT.
 
5. Dengan bertambahnya penduduk (penghuni kost) menyebabkan volume sampah meningkat, air limbah meningkat. Hal ini menyebabkan pencemaran lingkungan jika masalah sampah dan limbah tidak dikelola dengan baik.
 
6. Banyaknya perangkat elektronik (pendingin ruangan, pemanas) akan meningkatkan konsumsi energi.
 
7. Kendaraan bermotor dari pertambahan penduduk, mengakibatkan polusi udara meningkat.

8. Lingkungan sekitar merasa terganggu dengan kebisingan, karena bertambahnya penduduk (penghuni kost). Karena itu harus ditegakkan aturan-aturan yang harus ditaati penghuni kost.

Sebaiknya bila berbisnis kost-kostan, hendaknya dipikirkan lagi dampaknya bagi lingkungan sekitar. Dan akan lebih baik lagi dipikirkan solusi dari dampak negatif akibat adanya kost, sehingga tercipta lingkungan yang nyaman bagi semuanya.

Demikian ulasan saya tentang bisnis kost dan dampaknya bagi lingkungan. Semoga bermanfaat.

Referensi:
https://rencanamu.id/post/you-have-to-see-this/11-manfaat-yang-kamu-dapatkan-saat-jadi-anak-kost

  

13 komentar

  1. Kebetulan nih anakku Rafa mulai ngekos pas masuk semester 3 di Telkom Univ Bandung. Memang ya ada plus minusnya jadi anak kos beserta dampak terhadap lingkungan. Yang pasti pengelola kos biasanya menangani urusan sampah juga jadi ada iuran bulanan atau langsung per tahun. Bagi masyarajat sekitar, dapat menambah penghasilan keluarga dengan usaha warung makan dsb.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ponakanku baru tahun ini masuk telkom...masih di asrama sih mbak.

      Hapus
  2. Selain plus nya, harus diperhatikan juga minus dari bisnis kost an ya. Saya melihat famili saya yang punya kost an...agak repot juga mengurus anak2 kost yang jauh dari keluarga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul banget mbak, saya jg merasakan sbg ibu kost kadang susang ngatur anak2 kost an.

      Hapus
  3. Kepada para pemilik usaha kosan, mohon membaca artikel ini. hihihi. Dua hal yang selalu terpikirkan dengan kondisi lingkungan di sekitar sekolah/kampus: 1. Banyak usaha kosan, rumah makan, dll yang membangkitkan ekonomi masyarakat. 2. Permasalahan lingkungan, sampah dsb. Dan ternyata kalau dikulik masih banyak lagi dampak negatifnya, huhu. Semoga kita semua bisa menjadi manusia bijak yang turut menjaga lingkungan, sudah seharusnya insan terdidik sadar akan lingkungan.

    BalasHapus
  4. saat ini ada pergeseran juga lo tentang kost-kostan, anak kost tidak hanya mencari lokasi yang dekat kampus tapi mencari kost yang nyaman, walaupun jauh tak mengapa, toh ada ojek online dan ada yang membawa kendaraan sendiri
    Selain itu saat ini mereka juga tidak mau berbagi kamar mandi atau bergantian membersihkan ruangan umum
    pengalaman pribadi, tetapi ga kapok kok, justru masih ingin punya kos-kosan lagi seperti ortu dulu

    BalasHapus
  5. Sebagai mantan anak kos 4 tahun dan dua kali pindah kosan, manfaat sebagai anak kos ini bener banget sih aku jadi mandiri dan punya pengalaman baru. Alhamdulillah selalu dapat ibu kosan yang baik. Paling seru kalau udah masak bareng temen-temen, jadi mengobati rindu masakan ibu. Ngekos tuh seru banget pokoknya, hehe.

    BalasHapus
  6. Sepakat, Mbak. Terutama poin bahwa pendatang dalam hal ini anak kost harus bisa membawa diri di perantauan. Sedikit banyak kehadiran mereka pasti berdampak, baik positif maupun negatif, pada penduduk setempat. Jadi harus bisa menempatkan diri agar mengurangi gesekan sosial.

    BalasHapus
  7. Di desa ku ada banyak banget kos-kosan, bukan karena dekat dengan fasilitas pendidikan, tapi karena banyak pabrik dan lapangan pekerjaan lain, juga banyak orang yang memanfaatkan tanah mereka untuk dijadikan ladang usaha. Kos pekerja dampaknya malah lebih 'menyala', wkwk. Meski begitu, baik kos pelajar/mahasiswa ataupun kos pekerja, masing-masing memiliki dampak positif dan negatif nya masing-masing. Tapi tapi, ngomong-ngomong soal anak kuliahan yang ngekos jadi keinget keinginan ku buat ngekos selama kuliah yang nggak kesampaian karena kuliah pp tiap hari, ahaha.

    BalasHapus
  8. Saya dulu juga sempat menambah kepadatan penduduk di Tembalang, Bun, hehee... Pasti sekarang jauh lebih padat ya, Bun. Dan jadi ada banyak permasalahan yang muncul. PR banget memang ya, semoga para mahasiswanya juga mudah untuk diarahkan.

    Tentang manfaat kos, sepakat sekali dengan yang bunda sampaikan. Saya sudah mulai kos sejak SMA, dan memang menjadi lebih mandiri, mudah beradaptasi dan toleransi dengan orang lain. Alhamdulillah jadi bisa untuk bekal ketika hidup bermasyarakat sekarang.

    BalasHapus
  9. Aku mantan anak kos, dari tahun 2012-2019. Udah kenyang banget merasakan suka dukanya jadi anak kos. Sekarang ikhtiarnya pengen jadi ibuk kosnya aja hehe (aamiin). Kalo aku mengamati, kosan yang isinya mahasiswa beda dengan kosan yang isinya karyawan atau keluarga kecil. Dampaknya hampir sama, tapi vibesnya bener-bener beda banget.

    BalasHapus
  10. Aku dulu ngekos lama banget yaa..duh berapa tahun jadi anak mandiri. Meskipun awalnya banyak drama 'wow' nya. Jadi anak kos itu banyak suka dukanya ya. Tapi aku paling suka sih jadi anak kos hehe

    BalasHapus
  11. pengen juga suatu saat punya bisnis kos kosan khusus wanita..kayaknya menarik ya mba

    BalasHapus