wahyusuwarsi.com

EDUKASI GARANG ASEM (GERAKAN SAYANG PANGAN KOTA SEMARANG)

                               Gerakan Sayang Pangan


Tanggal 21 Agustus 2024 bertempat di aula Kecamatan Semarang Tengah, saya berkesempatan mengikuti edukasi Garang Asem atau Gerakan Sayang Pangan Kota Semarang. Acara tersebut dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Semarang bersama Svarnaloka (dihadiri mbak Nia dan mbak Ithet). Hadir juga pada saat itu adalah ibu Endang SW selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan ibu Sekdin. Alhamdulillah saat itu acara dihadiri oleh 20 ibu penggerak dari berbagai kecamatan di Semarang. Saya hadir bersama teman-teman blogger Gandjel Rel.

GERAKAN SAYANG PANGAN


Bersama Kadinas Ketahanan Pangan dan Svarnaloka
bersama-Kadinas-Ketahanan-Pangan-dan Svarnaloka
(Gambar: koleksi pribadi)


Garang Asem dilaunching pada tahun 2023 oleh Walikota Semarang. Gerakan Sayang Pangan Kota Semarang adalah gerakan seluruh elemen masyarakat untuk mencegah dan menangani sampah pangan (Food Loss dan Food Waste) baik pangan segar maupun pangan olahan.

Manfaat Gerakan Sayang Pangan:
1. Mencegah/mengurangi terjadinya sisa/sampah pangan sehingga mencegah krisis pangan dan mengurangi efek gas rumah kaca
2. Berperan dalam pencegahan inflasi
3. Membantu meningkatkan konsumsi pangan dan gizi masyarakat melalui kegiatan berbagi pangan


bersama-blogger-Gandjel-Rel
(Gambar: koleksi pribadi)
 

FOOD LOSS DAN FOOD WASTE

Susut pangan (Food Loss) adalah didefinisikan sebagai penurunan kuantitas pangan yang terjadi pada proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas kembali, dan/atau mengubah bentuk pangan.

Sisa pangan (Food Waste) adalah didefinisikan sebagai pangan layak dan aman dikonsumsi manusia yang berpotensi terbuang menjadi sampah makanan pada tahap distribusi dan konsumsi.
 
Sampah makanan didefinisikan sebagai sisa makanan yang terbuang dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, kawassan komersial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.

Limbah pangan adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan produksi pangan.

Definisinya tertuang dalam Undang-Undang (UU) nomor 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah dan UU 32/2008 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Pangan berlebih atau surplus pangan (yang masih bisa dikonsumsi), diupayakan dibuat makanan misalnya nasi sisa bisa dibuat gendar, krupuk, cireng atau empek-empek. Dinas sedang mengusahakan agar nasi kering bisa masuk ke bank sampah (tidak hanya kertas dan plastik saja). Nantinya nasi kering tersebut bisa dijemur (dikeringkan) dan diolah menjadi makanan untuk dijual dan mempunyai nilai ekonomis. Sedangkan untuk sampah basah (buah dan sayur) dibuat maggot untuk pakan ternak (ayam, burung) dan lele. Dalam hal ini bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup.

Food loss adalah makanan yang terbuang saat masih berada di pihak pemasok pangan. Food loss berasal dari pertanian, peternakan, penyimpanan, transportasi, distribusi dan pemrosesan. 

Food waste adalah makanan yang dibuang setelah sampai pada pengecer, penyedia layanan makanan atau konsumen. Food waste berasal dari toko grosir (pasar), retail, supermarket, rumah tangga, hotel, resto, catering dan jasa layanan makanan.


Food loss dan food waste
perbedaan-dan-asal-food-loss-dan-food-waste
(Gambar: koleksi pribadi)
 

Data tahun 2024, Indonesia adalah no 1 pembuang sampah makanan. Dari temuan fakta di lapangan, yang terbanyak dibuang adalah sampah rumah tangga (makanan), kemudian sampah plastik. Urutan sampah rumah tangga yang dibuang adalah, nasi, sayur dan buah, kemudian yang terakhir adalah ikan. Dari 21,6 juta ton kebutuhan nasi di Indonesia, yang dibuang adalah sebanyak 3 juta ton.

TIPS MENGURANGI SAMPAH PANGAN

Dampak apabila tingginya sampah pangan tidak diatasi adalah:
1. Ancaman terjadinya kurang gizi/giziburuk/stunting
2. Ancaman krisis pangan
3. Penyediaan pangan harus tinggi dan bisa memicu terjadinya inflasi
4. Efek gas rumah kaca akibat timbulan gas metana dari sampah pangan

Potensi terjadinya sampah pangan di rumah tangga:
1. Layu/kedaluwarsa
2. Rusak karena penyimpanan buruk
3. Tidak habis dimakan

TIPS MENCEGAH DAN MENGURANGI FOOD WASTE


Penyebab adanya sampah pangan
penyebab-sampah-pangan
(Gambar: koleksi pribadi)

Bagaimana mencegah dan mengurangi sampah pangan?
Di bawah ini adalah tips mencegah dan mengurangi sampah pangan (food waste):

1. Sebelum membeli makanan sebaiknya:
  • Memeriksa isi kulkas dan lemari penyimpan stok pangan
  •  Membuat daftar belanja dan belanja sesuai daftar yang sudah disusun
  •  Memeriksa tanggal kedaluwarsa dan kesegaran makanan
2. Dalam menyimpan makanan sebaiknya:
  • Menyimpan pangan pada tempat yang tepat
  • Membekukan/mengawetkan pangan berlebih
  • Menerapkan sistem first in first out
3. Makan dengan bijaksana dengan cara:
  • Masak secukupnya
  • Makan secukupnya (sesuai porsi)
  • Menghabiskan makanan yang sudah diambil
  • Olah kembali bahan sisa pangan
4. Membagikan makanan berlebih yang masih layak ke pihak yang membutuhkan

KONTRIBUSI IBU PENGGERAK KURANGI FOOD WASTE DARI RUMAH


Kontribusi ibu penggerak
kontribusi-ibu-penggerak-dari-rumah
(Gambar: koleksi pribadi)


Apa saja kontribusi ibu penggerak untuk mengurangi food waste, yang semuanya bisa dilakukan dari rumah?
1. Konsumsi makanan dengan bijak
2. Sesuaikan dengan AKG (Angka Kecukupan Gizi) keluarga
3. Konsumsi menu B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman)
4. Lestarikan pangan local
5. Lakukan Food preparation
6. Belajar mengolah left over food agar tidak berpotensi menjadi food waste
7. Membuat komps dan eco enzyme
8. Membuat kebun gizi keluarga

PERAN PENCEGAHAN SAMPAH PANGAN OLEH PEMERINTAH

Bagaimana peran pencegahan Food Loss and Waste (Sampah Pangan) oleg Peerintah (Pemerintah Kota, OPD, Lurah)?

1. Kampanye Gerakan Sayang Pangan dengan media online maupun offline (banner, spanduk, baliho, leaflet, booklet dan konten sosmed) kepada masyarakat untuk #habiskan isi piringmu #stop buang pangan dan #yuk berbagi pangan.

2. Lurah agar aktif mensosialisasikan ke masyarakat saat event, hajatan, pengajian, acara adat dan lainnya.

3. Membentuk wilayah sayang pangan dengan lingkup RT/RW/Kelurahan/Kecamatan.

4. Pelatihan GAP/SOP, Penanganan bahan/Food handling, Food Preparation (Teknik menyiapkan makanan).

5. Fasilitasi sarana dan prasarana untuk pengurangan sampah pangan dari hulu ke hilir, seperti bantuan sarana penyimpanan, pengepakan dan pergudangan.

6. Fasilitasi sarana dan prasarana berbagi pangan antara donator dan penerima, relawan dengan cara pembuatan dan pemeliharaan aplikasi, call center, secretariat, armada pengantaran pangan hasil donasi, dan lainnya.

7. Menyusun kebijakan dan peraturan dari hulu sampai hilir, termasuk reward and punishment, seperti perda, perwal, surat edaran, serta penghargaan bagi stakeholder.

8. Model kampanye Gerakan Sayang Pangan yang lain sesuai kreatifitas dan inovasi masing-masing.

PERAN PENCEGAHAN SAMPAH PANGAN OLEH DUNIA USAHA (HOTEL, RESTORAN, KATERING, RETAIL, PASAR)

1. Penetapan dan penerapan SOP penanganan bahan pagan dan olahan pangan yang berorientasi zero food waste (sampah pangan nol).

2. Penerapan food preparation (teknik menyiapkan bahan makanan) untuk mengurangi sampah pangan.

3. Penyimpanan bahan pangan dan pangan olahan sesuai dengan sifat bahan sehingga menekan terjadinya sampah pangan.

4. Mengkampanyekan Gerakan Sayang Pangan dengan media online maupun offline.

5. Memasang himbauan dalam bentuk banner di ruang jamuan makan untuk #habiskan isi piringmu #stop buang pangan dan #yuk berbagi pangan.

6. Apabila tidak terhindarkan ada makanan berlebih, segera didonasikan kepada pihak yang membutuhkan, seperti panti asuhan, panti wreda, rumah singgah, wilayah kemiskinan ekstrim, wilayah stunting yang membutuhkan, rumah inklusi dan lainnya.

7. Model kampanye gerakan sayang pangan yang lain sesuai kkreaatifitas dan inovasi masing-masing.

PERAN PENCEGAHAN SAMPAH PANGAN OLEH MASYARAKAT (PRIBADI, RT, RW, PKK, ORMAS)

1. Mengatur belanja pangan sesuai kebutuhan, tidak berlebihan.

2. Tidak menyisakan/menyampah makanan, dengan cara tidak malu menghabiskan makanan, mengambil sesuai kebutuhan, ikuti #habiskan isi piringmu dan #stop buang pangan.

3. Penerapan food preparation (teknik menyiapkan bahan makanan) di rumah tangga untuk mengurangi sampah pangan.

4. Apabila tidak terhindarkan ada makanan berlebih, segera dibagikan kepada yang membutuhkan #yuk berbagi pangan.

5. Bagi ormas, Gerakan Sayang Pangan menjadi salah satu program kerja.

6. Bagi ormas, mengkampanyekan Gerakan Sayang Pangan dengan media online maupun offline utamanya kepada para anggotanya.

7. Membentuk wilayah sayang pangan dengan lingkup RT/RW/Kelurahan/Kecamatan.

8. Model kampanye Gerakan Sayang Pangan yang lain sesuai kreatifitas dan inovasi masing-masing.

MEMBUAT OLAHAN NASI SISA MENJADI EMPEK-EMPEK

Bahan-bahan yang dibutuhkan:

1. Nasi putih
2. Merica
3. Bawang putih
4. Kaldu
5. Ebi
6. Telur
7. Garam
8. Gula
9. Tepung tapioka/tepung sagu
10. Minyak
11. Air
12. Gula jawa
13. Cuka
14. Ketimun
15. Cabe
16. Bakmi
 

Demo membuat empek-empek
demo-membuat-empek-empek
(Gambar: koleksi pribadi)


Cara membuatnya:

1. Bawang putih ditumbuk halus.
2. Nasi, bawang putih, ebi ditambah air kemudian diblender hingga halus.
3. Tambahkan merica, gula, garam, kaldu, telur, tepung dan air.
4. Kemudian adonan diuleni hingga kalis.
5. Dibentuk menjadi panjang-panjang (lonjong).
6. Rebus air hingga mendidih, lalu masukkan empek-empek ke dalamnya. Tunggu hingga mengapung.
7. Angkat lalu goreng sebentar.
8. Buatlah cuko dari bawang, cabe, gula jawa, garam, cuka lalu rebus.
9. Timun diiris kecil-keil
10. Bakmi direbus.
11. Empek-empek disajikan dengan mie, irisan ketimun dan cuko.


Membuat empek-empek dari sisa nasi
membuat-empek-empek-dari-sisa-nasi
(Gambar: koleksi pribadi)

 
Empek-empek direbus dalam air mendidih
empek-empek-direbus-dalam-air-mendidih
(Gambar: koleksi pribadi)


Demikianlah ulasan saya tentang Gerakan Sayang Pangan Kota Semarang (Garang Asem). Semoga bermanfaat.

#STOPBUANGPANGAN
#HABISKANISIPIRINGMU
#YUKBERBAGIPANGAN


7 komentar

  1. Keren nih programnya, sayang makanan dibuang begitu saja sedangkan di belahan lain dunia kekurangan makanan

    BalasHapus
  2. wah seru banget pasti kegiatannya ya Mba, apalagi ini berhubungan dengan lingkungan saya suka banget, pasti seru juga acaranya abreng teman-teman, nama acaranya unik membuat saya penasaran untuk bacanya, ini progra berkelanjutan kah Mba atau berupa projekan saja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Program berkelanjutan dari pemkot Semarang mbak.

      Hapus
  3. Saya juga berusaha agar tidak banyak sampah makanan di rumah. Pokoknya kudu dihabiskan dulu baru masak lagi. biasanya nasi sisa yg keras itu saya bikin cireng. Hampir sama sih kasih tepung tampilkan tapi nggak pake telor, cuka sama bakmi. Mungkin bisa lah besok bikin pempek nasi hehe

    BalasHapus
  4. Kalau ingat Garang Asem langsung inget makanan yang dijual dekat rumah. Boleh juga singkatan untuk Gerakan Sayang Pangan Kota Semarang jadi Garang Asem. Banyak cara untuk mengurangi sampah makanan ya, salah satunya emang dengan cara-cara di atas, fifo, food prep dan sebagainya. Jika ini sudah dilakukan dengan konsisten, tujuan Gerakan Garang Asem akan mudah terwujud.

    BalasHapus
  5. Sedih, ya, Indonesia menjadi negara nomor 1 pembuang sampah makanan. Padahal di sisi lain, masih banyak orang yang membutuhkan. Saya membeli bahan masakan biasanya untuk 2-3 hari saja. Khawatir tidak terolah karena sadar diri mood masaknya masih turun naik.

    BalasHapus
  6. Sedih banget Indonesia jadi negara pembuang sampah makanan terbesar, ironisnya masih bannya orang yang masih kekurangan makanan.
    Ini jadi reminder untuk mengurangi sampah makanan dari rumah

    BalasHapus