wahyusuwarsi.com

FUN FOREST HEALING UNTUK KESEHATAN JASMANI DAN MENTAL



Foto bersama seluruh peserta


Hari Sabtu tanggal 20 Juli 2024 saya berkesempatan mengikuti kegiatan Forest Therapy and Fun Forest Healing bersama PMI Semarang. Selain dari Komunitas Blogger Gandjel Rel bersama kegiatan ini ada duta kemanusiaan dan tim kesehatan PMI. Kurang lebih berjumlah 30 orang yang ikut kegiatan ini.

Pukul 06.30 saya sudah sampai di kantor PMI Semarang Jl Sugiyopranoto, dan sudah ada beberapa orang yang datang. Sebelumnya peserta dicek kesehatan (tensinya) lebih dulu. Saat itu saya sempat kaget, karena tensi agak tinggi di angka 140/70. Memang awal berangkat dari rumah tadi sempat agak mual dan pusing karena asam lambung sedang naik. Tapi Bismillah, semoga dengan ikut kegiatan ini keluhan-keluhan tersebut jadi sembuh dan hilang. Setelah cek kesehatan dan registrasi peserta, pukul 07.00 kami diberangkatkan menuju lokasi yaitu Hutan Mangkang-Curug Wadas Malang.

PEMBEKALAN UNTUK PESERTA

Tiba di lokasi kami disambut ibu Ratnaningdyah Hasna Zahari, SH., MM (Sekertaris PMI) dan dipersilakan masuk ke basecamp. Sambil menikmati hidangan umbi-umbian dan bir pletok, peserta mendapat pembekalan dari Praktisi Forest Therapy yaitu Dr. Hendro Prabowo, S.Psi dan Kepala PMI Semarang yaitu Dr. dr.Awal Prasetyo, M. Kes, Sp THT-KL, MM (ARS) beliau juga sebagai mentor Fun Forest Healing. Nantinya peserta juga akan didampingi mas Aziz (psikolog dari Kediri) dan mas Rahman (fasilitator).

Dalam kesempatan itu dijelaskan oleh dr Awal Prasetyo bahwa PMI tidak hanya berurusan dengan donor darah atau transfusi saja. Tetapi PMI juga membantu pemerintah Indonesia di bidang sosial kemanusiaan, antara lain menangani bencana atau musibah, membantu pelayanan kesehatan dan sosial pada masyarakat dan tugas-tugas kemanusiaan lain.


dr Awal Prasetyo
dr.Awal-Prasetyo-(Kepala-PMI-Semarang)
(Gambar: koleksi pribadi)

 
Ibu Ratnaningdyah
Ibu-Ratnaningdyah- (sekertaris-PMI)
(Gambar: koleksi pribadi)


Dijelaskan oleh dr. Awal Praseyo bahwa kesehatan menurut WHO dipengaruhi 3 hal yaitu fisik, psikis dan sosial (termasuk lingkungan), dimana ketiga hal tersebut harus seimbang. Kegiatan Fun Forest Healing sesuai dengan tema PMI tahun ini yaitu Humanity For Greenlife.

Dr. Hendro Prabowo yang juga adalah psikolog dari Universitas Gunadarma Jakarta, menyampaikan tentang pentingnya memberikan perhatian dengan sengaja pada “present moment,” yaitu kondisi yang sedang kita jalani saat ini. Sebagai contoh misalnya saat kita sedang berjalan, nikmatilah apa yang menjadi kegiatan saat itu (present moment) tanpa memikirkan hal-hal yang akan datang atau hal-hal sebelumnya. Nikmati perjalanan dengan tanpa terburu-buru dan tanpa beban. Mindfulness ini sangat penting diterapkan juga dalam kehidupan sehari-hari.


Dr.Hendro-Prabowo,S.Psi
(Gambar: koleksi pribadi)

 

PENGALAMAN MENGIKUTI FUN FOREST HEALING

Selain dapat menikmati keindahan alam, mengikuti Fun Forest Healing akan mendapatkan kesehatan jasmani dan ketenangan jiwa. Manfaat lainnya adalah mengurangi stress dan kecemasan (overthinking), meningkatkan konsentrasi dan kreativitas, memperbaiki kualitas tidur, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh (Instagram pmikotasemarang).

Dalam kegiatan Fun Forest Healing ini peserta dibagi menjadi 2 grup yang masing-masing grup ditemani oleh seorang mentor dan beberapa orang tim kesehatan dari PMI. Grup saya didampingi mas Azis, ibu Ratna dan beberapa orang dari PMI. Selain dari blogger Gandjel Rel, bersama kami juga ada adik-adik Duta Kemanusiaan, yang usianya masih SD, SMP dan SMA. Dalam kegiatan ini ada session mindful walking, mindful sitting, tree hugging, mindful grounding (earthing), touching, forest bathing, dan mindful eating.

SESSION MINDFUL WALKING MENUJU POS SATU


Mindful walking
mindful-walking
(Gambar: koleksi PMI)


Dari basecamp menuju pos satu, peserta berjalan dengan silent (mindful walking). Saat itu kami diminta fokus berjalan secara tidak tergesa-gesa, memberi perhatian dengan sengaja pada “present moment” atau kejadian saat itu. Kami tidak boleh memikirkan hal-hal yang akan terjadi kemudian atau hal-hal yang telah berlalu.

Selama berjalan menuju pos satu, antara satu peserta dan lainnya tidak boleh berbicara. Menajamkan panca indera, merasakan hembusan angin, mendengarkan kicauan burung, bahkan mendengarkan suara daun kering yang terinjak kaki kami masing-masing. Dan yang terpenting kami tidak boleh lelah, napas tidak boleh terengah-engah, karenanya berjalan harus pelan-pelan (mindful walking). Hingga tak terasa kami sudah tiba di pos satu.

SESSION MINDFUL SITTING


Mindful sitting
mindful-sitting
(Gambar: koleksi PMI)


Di pos satu ini peserta dipersilahkan duduk bersila sambil sharing pengalaman mindful walking tadi. Masing-masing peserta menceritakan perasaannya setelah mengikuti session mindful walking, yang sebagian besar mengatakan lebih nyaman, lebih tenang di hati dan pikiran. Saya juga meraakan hal ini. Awal mula berangkat, saya merasa pusing dan mual bahkan sempat muntah (asam lambung naik) dan tadi sewaktu cek kesehatan , tensi saya sempat agak tinggi. Namun setelah berjalan dengan mindfullnes dan present moment, keluhan-keluhan saya tadi hilang dengan sendirinya dan badan serta pikiran lebih nyaman dan segar.

Selanjutnya peserta diminta duduk bersila dan memejamkan mata (meditasi). Menajamkan panca indera, menarik napas dari perut kemudian menghembuskannya lewat mulut, lakukan beberapa kali hingga napas menjadi lega, perasaan pun lega dan nyaman. Rasanya benar-benar hening dan hanya ada suara-suara kicauan burung, daun jatuh atau hembusan angin sepoi-sepoi. Tiba waktunya membuka mata dan melanjutkan perjalanan menuju pos berikutnya.

SESSION TREE HUGGING


Tree hugging
tree-hugging-memeluk-pohon
(Gambar: koleksi pribadi)


Selanjutnya peserta berjalan lagi menuju pos berikutnya. Sama seperti pada waktu menuju pos satu, kali ini peserta juga melakukan mindful walking dan silent selama perjalanan. Di pos dua tampak latar belakang pohon jati yang meranggas karena kering. Para peserta dipersilakan menuju hutan pohon trembesi, yang disini akan dilakukan session tree hugging atau memeluk pohon. Bagaimana rasanya memeluk pohon?

Beberapa peserta menceritakan pengalamannya memeluk pohon (tree hugging) selama beberapa saat. Kesan-kesan memeluk pohon adalah menimbulkan rasa nyaman, menyalurkan energi negatif kita, merasa lebih tenang. Ada peserta yang merasa memeluk bantal dan tidak merasakan kulit pohon yang kasar, ada peserta yang pasrah memeluk pohon seolah-olah pohon itu berbicara dan merangkulmya, bahkan ada seorang teman kami yang memeluk pohon dengan durasi yang cukup lama. Beliau merasakan kenyamanan dan ketenangan memeluk pohon, seolah-olah pohon adalah manusia sebagai tempat curhat.

Menurut Matthew Silverstone dalam bukunya yang berjudul Blinded by Science tahun 2014, menyentuh atau memeluk pohon, tidak hanya memberikan energi dan ketenangan, namun juga dapat menyembuhkan depresi, sakit kepala, sampai dengan gangguan perkembangan otak.

Selanjutnya peserta dibawa menuju mata air kecil, dan beberapa peserta berjalan tanpa alas kaki (melepas sepatu) ke arah mata air itu (grounding). Disini peserta diminta untuk turun ke air dan merasakan (touching) aliran air, batu dan benda lain di dasar mata air. Sayang sekali dalam kondisi musim kemarau ini, mata air tersebut tampak kering dan airnya menyurut.

Dari mata air kecil ini peserta kembali diminta mindful sitting di bawah hutan trembesi, duduk bersila sambil memejamkan mata, menajamkan lima panca indera, menarik napas dari perut dan hembuskan lewat mulut (meditasi). Saat itu agaknya saya benar-benar bisa konsentrasi. Tiba-tiba dari arah telinga kiri saya terdengar suara seperti air hujan pertama yang jatuh di atas atap. Suara itu begitu dekat dan terdengar sangat jelas. Krotok…krotok…krotok. Tetapi saat sessi sharing, peserta lain tidak mendengar suara itu. Masing-masing peserta punya pengalaman berbeda, ada yang mendengar kicauan burung saja, ada yang mendengar suara angin saja, atau daun kering yang jatuh, dan saya mendengar seperti suara hujan. Entah suara apa yang saya dengar, tetapi kenyataannya suara air hujan itu memang sangat jelas lewat di telinga kiri saya.

SESSION GROUNDING (TOUCHING)


Session touching
session-touching
(Gambar: koleksi PMI)


Kini tiba saat menuju pos selanjutnya. Beberapa peserta berjalan tanpa sepatu atau hanya menggunakan kaos kaki saja (grounding). Setelah berjalan beberapa saat, sampailah di sebuah sungai kecil yang merupakan terusan dari curug Wadas Malang. Di sungai ini peserta turun ke sungai, merasakan jernihnya aliran air sungai. Menyentuh dan meraskan bebatuan dan benda-benda di dasar sungai (touching) dengan tangan. Ada seorang teman kami yang tidur telentang di sungai beberapa saat, dan benar-benar menikmati sessi ini. Kegiatan berikutnya adalah berjalan menuju Curug Wadas Malang.

SESSION FOREST BATHING


Forest bathing
forest-bathing
(Gambar: koleksi PMI)


Tiba di curug, peserta melakukan forest bathing. Kami diminta berdiri dengan tangan telentang dan mata terpejam, sambil menajamkan panca indera selama beberapa saat. Rasanya relaks sekali dan lega. Selanjutnya peserta berbaring di tepi curug dengan beralaskan matras tipis (tidur di atas bebatuan). Sambil memejamkan mata dan kembali menajamkan panca indera. Berbaring di atas bebatuan tidak terasa keras, bahkan beberapa peserta sempat tertidur sejenak. Rasanya sangat nyaman dan menyatu dengan alam, tidur di tepi curug, dinaungi pepohonan, ditemani semilir angin menyebabkan rasa kantuk yang tiba-tiba datang.

Forest bathing adalah mandi hutan atau menikmati suasana hutan, dan berasal dari bahasa Jepang yaitu shinrin-yoku, shinrin artinya hutan (forest) dan yoku artinya mandi (bath). Shinrin-yoku diperkenalkan oleh Dr. Qing Li, dalam bukunya “Shinrin-Yoku: The Art and Science of Forest Bathing.”

Menurut Ade Zaenal Mutaqin, Forest Bathing adalah tata cara (metode) kuno dimana seseorang meleburkan diri pada hutan dengan memfungsikan kelima indera secara mendalam dan fokus (mindfully) untuk meningkatkan kesehatan fisiologi dan psikologi sehingga tercipta harmoni (harmony, keselarasan, keseimbangan) diri.

SESSION MINDFUL EATING


mindful eating
mindful-eating
(Gambar: koleksi PMI)


Mindful eating adalah pola makan yang melibatkan kesadaran penuh saat makan. Makan tidak terburu-buru dan menikmati apa yang dimakan. Dalam sessi ini peserta diberi sebuah pisang ambon dan diminta untuk mempraktekkan mindful eating.

Pertama dirasakan bau khas pisang ambon, pisang dikupas pelan-pelan, pisang digigit, dikunyah beberapa kali, dirasakan di mulut baru kemudian ditelan. Disini dipraktekkan bagaimana melakukan mindful eating, yaitu benar-benar mindfulness , fokus pada present moment (makan pisang).


Foto bersama Gandjel Rel
Blogger-Gandjel-Rel
(Gambar: koleksi pribadi)
 

FINISH DI BASECAMP DAN SHARING

Setelah melalui rangkaian kegiatan ini, akhirnya peserta tiba di titik finish yaitu kembali ke basecamp. Disini peserta sudah disambut makan siang yang benar-benar enak dan nikmat (dimasak oleh ibu-ibu SIBAT). Sajian nasi dengan sayur asem daun sacha inchi (sedang dibudidayakan), oseng-oseng daun papaya, tahu dan tempe bacem serta bandeng presto, dengan minuman es teh dan teh rosella yang semuanya diambil dari hasil panen tanaman di sekitar basecamp.

Dalam kesempatan ini juga diperkenalkan beberapa usaha yang dikembangkan oleh PMI bekerja sama dengan KUPS (Kelompok Usaha Perhutani Sosial), antara lain pembuatan Bata Kobel (batako) yang pengerjaannya dilakukan di tempat tersebut. Bata kobel terbuat dari tanah liat, pasir dan semen (perbandingan 7:1:1) yang ditambah air secukupnya kemudian dicetak menggunakan alat pencetak batako. Prosesnya tidak dibakar tetapi didiamkan selama satu bulan hingga kering. Batako ini biasa digunakan untuk dinding rumah. Usaha lain adalah ternak ikan lele, ternak maggot dan beberapa tanaman semusim (cabe, terong), tanaman rosella, sacha inci, papaya dan beberapa tanaman hias.

Beberapa peserta diminta testimoninya setelah mengikuti kegiatan Fun Forest Healing. Mbak Ika salah satu peserta (dari Gandjel Rel), menuturkan saat sessi tree hugging beliau benar-benar merasakan dipeluk oleh pohon (akar pohon yang menjuntai). Pohon itu begitu welcome menerimanya, merasa ditepuk-tepuk dengan hangat dan hatinya merasa lega. Semua energi negatif disalurkan ke pohon trembesi tersebut. Demikian juga dengan mbak Hapsari (Gandjel Rel) yang cukup lama memeluk pohon, beliau mengatakan bahwa pohon itu serasa memeluk erat dan menerima beliau untuk datang. Merasakan bahwa pohon itu mendengarkan curhatan hatinya, sehingga perasaannya merasa plong. Demikianlah testimony dari beberapa peserta Fun Forest Healing ini.

Untuk teman-teman yang ingin mengikuti kegiatan ini bisa menghubungi PMI Semarang. Rencananya acara Fun Forest Healing ini akan dilaksanakan setiap Sabtu Minggu dengan biaya Rp 150.000 per orang. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Referensi:

https://highlandadventure.co.id/forest-bathing-di-indonesia

https://wisata.viva.co.id/pendidikan/24-tree-hugging-atau-memeluk-pohon-sebagai-bagian-dari-healing-forest-bermanfaat-untuk-kesehat

https://www.kompas.com/food/read/2021/03/20/220200575/apa-itu-mindful-eating-manfaat-makan-dengan-penuh-kesadaran




7 komentar

  1. Kegiatan yang mindful sekali dan pastinya berkesan. Karena gak hanya sekedar jalan2 aja tapi juga dapat menjadi healing bagi pikiran dan jasmani

    BalasHapus
  2. Seneng banget ya kak, bisa berkumpul bersama teman-teman komunitas mengadakan fun forest. Bisa sekalian healing dan mensyukuri ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa

    BalasHapus
  3. Saya baru tahu kalau memeluk pohon ternyata bisa memberikan dampak yang begitu besar untuk kesehatan mental dan otak. Kalau dilakukan ramai ramai dalam sebuah acara mungkin rasa malunya jadi berkurang ya. Kalau sendirian lalu meluk pohon, malu juga 😁

    BalasHapus
  4. Fun Forest Healing bersama PMI Semarang ini asyik banget ya. Tamai2 menikmati ciptaan Allah SWT. Dengan present moment, memang ternyata diri kita bisa menjadi lebih rileks. Kegiatan lainnya mindful banget. Oh ya, apakah saat kita syut video dan foto kontra dengan present moment, mbak?

    BalasHapus
  5. Duh duh pengen banget ikutan waktu itu tapi baru pulang dari Bogor.. ternyata sudah ada jadwal rutinnya ya aku pengen ikut ah pengen merasakan forest healing, kok bisa ada suara hujan ya mbaa

    BalasHapus
  6. Acara nya seru sekali ya...saya baru tahu ada kegiatan seperti ini..bisa menghitup udara segar...lihat pemandangan yang masih hijau..menginjak tanah

    BalasHapus
  7. Acaranya nyenengin ya, bisa menyatu dengan alam, menghirup udara segar, liat pemandangan yang bikin sejuk mata

    BalasHapus