MENGENAL DUNIA FOTOGRAFI
Dunia fotografi semakin maju dan banyak kalangan masyarakat yang mulai tertarik untuk mempelajarinya. Fotografi adalah bagian dari seni yang sangat menarik untuk dipelajari. Tidak terbatas hanya anak muda, pelajar, mahasiswa saja yang mulai menggeluti dunia fotografi, namun banyak juga dari kalangan ibu-ibu tak mau ketinggalan belajar fotografi. Tak ketinggalan saya pun sebagai ibu-ibu juga mulai tertarik belajar fotografi mulai tahun 2017.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fotografi diartikan sebagai seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. Dari hasil foto-foto tersebut bisa diketahui, maksud dan tujuan apa yang ingin disampaikan oleh fotografer.
Dalam fotografi ada beberapa istilah yang disebut segitiga exposure yaitu ISO, diafragma (aperture) dan shutter speed.
ISO adalah ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya. Aperture adalah seberapa besar lensa terbuka saat foto diambil. Shutter Speed adalah rentang waktu “jendela” di depan sensor kamera terbuka.
Ada beberapa jenis fotografi antara lain adalah:
1. Fotografi Portrait, dengan objek manusia yang menampilkan ekspresi wajah. Fotografer berusaha mengungkapkan cerita tersembunyi di balik eskpresi wajah.
2. Fotografi Landscape, merupakan jenis fotografi yang meunjukkan keindahan alam atau foto yang mengabadikan pemandangan.
3. Fotografi Travel, mengabadikan perjalanan, budaya, sejarah dan keunikan suatu tempat atau obyek wisata.
4. Street fotografi yang objek utamanya adalah aktivitas di jalan.
5. Macro fotografi dengan objek yang sangat kecil, misalnya serangga, tetesan embun atau bunga.
6. Fotografi jurnalistik yang mempunyai peranan penting dalam pemberitaan. Tujuannya menyampaikan cerita atau berita yang objektif melalui gambar.
7. Fotografi produk yang bertujuan menyajikan produk dengan cara yang menarik secara visual sehingga menarik pembeli dan meningkatkan penjualan.
8. Fotografi makanan atau dikenal dengan food fotografi yang tidak hanya sekadar menampilkan makanan yang menarik tetapi lebih kepada seni menciptakan gambar yang menggugah selera melalui pencahayaan, komposisi, detail tekstur dan warna yang tepat. Food fotografi mempunyai peranan penting dalam industri makanan dan sering dipergunakan sebagai iklan atau mempublikasikan suatu kuliner.
Dalam dunia fotografi dikenal beberapa sudut pengambilan foto (angle foto), yaitu:
1. Eye level atau pengambilan gambar dari sudut padang yang sama dengan mata dari objek gambar.
2. Frog Eye yaitu pengambilan gambar dengan posisi kamera sejajar dengan bagian bawah objek,
3. High Angle yaitu sudut pengambilan gambar berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek gambar.
4. Low Angle adalah pengambilan gambar yang memanfaatkan sudut bagian bawah objek sehingga memberi kesan objek membesar.
5. Bird Eye yaitu pengambilan gambar dengan kamera pada posisi yang sangat tinggi.
Waktu terbaik untuk pengambilan foto adalah pukul 07.00-08.00 (blue hour) dan pukul 16.00-17.00 (golden hour). Saat pagi hari cuaca dan langit sangat cerah sehingga hasil foto tampak indah. Sedangkan pada sore hari, langit berwarna keemasan dan belum gelap (waktu yang tepat untuk memotret sunset). Saya menghindari memotret pada tengah hari, karena selain panas dan silau, saat itu bayangan berada tepat di atas objek, sehingga hasil foto kurang memuaskan.
Untuk foto di dalam ruangan, kecukupan cahaya bisa dibantu dengan lampu. Saat pagi hari bisa memotret di dekat jendela atau di depan pintu dengan mengatur cahaya. Cahaya didapat dari sinar matahari yang memantul di jendela atau pintu. Pengaturan cahaya bisa dibantu blocking, diffuser (untuk menyerap cahaya) atau cermin (untuk memantulkan cahaya sebagai reflektor).
WORKSHOP FOTOGRAFI BERSAMA SFP
beberapa-workshop-di-merby-klub (Gambar: koleksi pribadi) |
Saya berkesempatan mengikuti workshop fotografi yang diadakan oleh SFP (Semarang Female Photographer) yaitu sebuah komunitas fotografi di Semarang yang beranggota wanita yang sudah mempunyai banyak kegiatan di bidang fotografi.
Peserta workshop ada kurang lebih 20 orang yang dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang. Semua peserta adalah wanita dengan latar belakang yang berbeda-beda, beberapa dari pengusaha catering yang ingin menampilkan produknya dalam sebuah foto yang cantik, yang tentu saja sebagai promosi untuk menarik pembeli. Dalam workshop ini kami diberi pengarahan oleh 4 orang mentor dari SFP. Mereka sudah piawai dalam dunia fotografi (bisa dilihat di feed Instagram masing-masing). Oya, workshop ini memotret dengan menggunakan kamera HP.
Disini kami diberi pelatihan cara memotret makanan (food fotografi) sehingga menjadi sebuah gambar yang menarik. Praktek memotret dibagi dalam 4 bagian yaitu brightmood fotografi, darkmood fotografi, food fotografi dan flatlay. Objeknya adalah berupa makanan dan produk wedang rempah.
Pada bagian pertama, kelompok saya belajar memotret bright mood dengan objek produk minuman rempah dalam botol (Ratu Rempah) dan minuman rempah kemasan plaktik (Secang Manis) dengan properti berupa kayu manis, gula batu, nampan, lumpang alu dari batu (sebagai background) dan beberapa peralatan rumah tangga dari bambu dan kayu, serta napkin (serbet) yang semuanya bernuansa vintage. Dalam memotret foto produk yang harus diperhatikan adalah merk produk harus kelihatan detail, memotret dengan sudut eye level (kamera sejajar dengan objek), perbesaran 1,7-2,4 untuk menghindari distorsi. Setelah mendapat pengarahan dari mentor, hasilnya lumayanlah untuk kelas pemula.
Kemudian pindah ke bagian kedua, yaitu memotret darkmood. Objek yang difoto adalah jeruk dengan background kendi, pot bunga. Teknik memotret dengan eye level. Untuk mendapatkan darkmood sebaiknya menggunakan background warna gelap, properti gelap, cahaya dari samping (side light) dan sebaiknya ada blocker. Objek ditata ganjil dengan ROT (Rule Of Third) dan memotret dengan grid di samping bawah atau kanan (jangan di tengah). Agar mudah memotret, disarankan untuk menyalakan garis grid pada kamera HP. Sedangkan hasil akhir bisa dibantu dengan editing menggunakan aplikasi Snapseed.
Bagian ketiga adalah memotret makanan atau food fotografi. Objek yang dipotret adalah tahu dan tempe artificial (tampak seperti tahu tempe beneran nih). Properti yang digunakan adalah cangkir dan teko blirik, wadah dari bambu (tampah kecil), napkin dan cabe rawit, semua bergaya vintage. Dalam food fotografi ini perbesaran maksimal adalah 1,5 dan memotret dari sudut 45 derajat. Seringkali hasil foto nampak distorsi (membesar), untuk menghindari hal tersebut maka di bawah objek harus diganjal. Food fotografi ini dengan style dark mood, dan editing dibantu dengan aplikasi snapseed.
posisi-reflektor-food-fotografi (Gambar: koleksi pribadi) |
food-fotografi-stylelife (Gambar: koleksi pribadi) |
Bagian keempat adalah memotret flatlay. Objek berupa rempah-rempah yang ditata sedemikian rupa dengan cantik. Kami peserta workshop diberi tugas memotret objek dari atas (90 derajat). Usahakan bagian kanan, kiri, atas, bawah lurus dan perbesaran (zoom) menyesuaikan. Hasil fotonya kelihatan cantik.
hasil-foto-flatlay (Gambar: koleksi pribadi) |
PENUTUP
Rasanya puas setelah mengikuti workshop fotografi hari ini. Ilmu bertambah, teman bertambah. Belajar fotografi harus bertahap dan harus sering latihan, Foto adalah bagian dari seni. Karena itu dengan belajar fotografi dapat mengasah kreatifitas kita, dan bagaimana kita dapat memberikan hasil foto yang menarik serta isi cerita foto tersebut bisa tersampaikan. Semoga bermanfaat.Referensi:
https://www.sman15-bdl.sch.id/2015/12/memahami-exposure-shutter-speed.html?m=1#:~:text=Ketiga%20elemen%20tersebut%20adalah%3A,jendela'%20didepan%20sensor%20kamera%20terbuka
https://doku.promo/jenis-jenis-fotografi
https://www.liputan6.com/hot/read/4248612/18-macam-macam-sudut-pengambilan-gambar-pahami-agar-lebih-maksimal?page=3
Seru banget sepertinya bisa ikut kelas fotografi bersama SFP.
BalasHapusHasil-hasil jepretan Mbak Wahyu juga ciamik nih. Suka banget dengan hasil Dark Mood Fotografi nya
Terima kasih pak.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusWah, ternyata ini rahasianya fotonya keren-keren. Mau ikut gabung juga dong, Bu. Saya tinggal di Semarang juga. Cara gabungnya bagaimana?
BalasHapusKepoin ig nya SFP mbak.
HapusWahhh....Seru juga kayaknya ikutan kelas/workhshop fotografi ya.. Pengen coba ikutan kelas-kelas begini achhh... biar kalau ambiil foto gak asal jeprat jepret...hehehe....bisa melatih kreatifitas kita juga.
BalasHapusSaya penyuka fotografi namun masih banyak teori yang belum dipraktikkan sungguh-sungguh. Sepertinya perlu bertemu dengan para pecinta fotografi dna ikut ws lagi biar makin semangat
BalasHapusMasya Allah produktif sekali bu. Masih semangat mengikuti kelas fotografi juga. Aku juga pernah ikut kelas fotografi, tapi belum sedetail ini materinya. Btw ini offline ya bu..senang banget kalau ikutan kelas offline gini. Lebih nampol materinya.
BalasHapusJadi pengen ikutan workshop fotografi dari SPF,, biar tambah mumpuni dalam taking picture
BalasHapusSeru sekali seminarnya. Skill fotografi memang sangat penting untuk berbagai kalangan. Tidak terkecuali bagi para blogger. Gambar yang ciamik tentu menambah nilai plus untuk sebuah artikel.
BalasHapusMasya Allah produktik sekali mbak 🥰. Skill fotografi tuh memang harus agak diasah dikit ya kita, modal sering foto di setiap momen sudah ada tinggal supaya hasil fotonya agak lebih mantul
BalasHapusWah bagus-bagusnya hasil jepretannya, ingin belajar fotografi juga nih, satu gambar berjuta makna
BalasHapus