BRI merupakan salah satu bank pemerintah yang terbesar di Indonesia, keberadaan BRI telah dikenal dimana-mana, bahkan hingga ke pelosok-pelosok pedesaan telah banyak kantor cabang BRI maupun cabang pembantu yang tersedia. Usia BRI saat ini telah memasuki 128 tahun atau lebih dari seabad, suatu usia yang sangat matang. Seperti kita ketahui, banyak produk-produk BRI yang diluncurkan. Salah satunya adalah produk perbankan khusus untuk membantu UMKM di Indonesia. Dalam artikel ini saya akan mengulas peran BRI untuk memberdayakan Ultra Mikro dan UMKM Indonesia.
MENGENAL SEJARAH BRI
Dari bri.co.id, BRI awal mulanya didirikan di Purwokerto Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja pada tanggal 16 Desember 1895. Berdasarkan PP No 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Pada tahun 1949 (Perjanjian Renville) BRI berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Sebelumnya yaitu tahun 1948, kegiatan BRI untuk sementara sempat terhenti.
PERPU NO 41 tahun 1960 dibentuk BKTN (Bank Koperasi Tani dan Nelayan) yang merupakan peleburan dari BRI , Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM).
Sejak tanggal 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang Perbankan No 7 thun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas, dan kepemilikan BRI masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia menjual 30 % saham BRI, sehingga menjadi perusahaan public dengan nama resmi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan nama itu masih digunakan hingga saat ini.
PENGERTIAN UMKM
Seperti kita ketahui bahwa UMKM sangat berperan dalam perekonomian di Indonesia. Saat ini UMKM tersebar hampir di seluruh daerah Indonesia. Sesuai dengan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mengatur tentang UMKM, di bawah ini akan diuraikan pengertian UMKM.
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang mempunyai aset maksimum 50 juta dan omset maksimum 300 juta.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dan dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar. Usaha Kecil mempunyai aset lebih dari 50 juta-500 juta, dan omset lebih dari 300 juta-2,5 miliar.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dan dilakukan oleah perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsung dari Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan. Usaha Menengah mempunyai aset lebih dari 500 juta-10 miliar, dan omset lebih dari 2,5 miliar-50 miliar.
PERAN UMKM BAGI PEREKONOMIAN DI INDONESIA
UMKM merupakan tulang punggung perekonomian di Indonesia karena UMKM tahan terhadap berbagai goncangan ekonomi. Peran UMKM bagi perekonomian Indonesia yaitu memberi kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar lebih dari 60% atau sekitar Rp 8.573 Triliun setiap tahunnya. UMKM juga menyerap 97% total tenaga kerja Indonesia atau 116 juta orang (umkmindonesia.id). Karena itu sangat penting untuk mengetahui berapa besar jumlah UMKM dan tingkat pertumbuhannya.
Di bawah ini adalah grafik data pertumbuhan UMKM dari tahun 2015-2019 yan bersumber dari Kementerian Koperasi dan UMKM RI.
grafik-pertumbuhan-umkm-2015-2019 (Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM RI 2020) |
Kondisi dan jumlah UMKM di suatu daerah dapat menggambarkan kondisi ekonomi di daerah tersebut. Bila jumlah UMKM terus bertambah, maka kondisi ekonomi di daerah tersebut sedang membaik. Akan tetapi bila jumlah UMKM turun, maka kondisi ekonomi juga melemah.
Untuk kalangan akademisi, data UMKM diperlukan untuk mengetahui trend yang terkait masalah ekonomi dan sosial. Sedangkan untuk pemerintah, data UMKM dapat dipergunakan untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi di tingkat nasional maupun daerah.
Ada 3 peran inti UMKM di Indonesia yaitu:
1. UMKM berperan untuk meratakan perekonomian. Dengan adanya UMKM yang tersebar di daerah pelosok, maka masyarakat yang ada di daerah terpencil tidak perlu mengunjungi kota besar untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka bisa membeli kebutuhan dari UMKM terdekat yang ada di daerah mereka.
2. Adanya UMKM dapat mengurangi kemiskinan dan menyerap tenaga kerja. Bertambahnya UMKM dari tahun ke tahun dapat mengatasi jumlah pengangguran (menyerap tenaga kerja), sehingga mengurangi angka kemiskinan.
3. UMKM berperan dalam memberikan devisa negara. UMKM dinilai mampu menyumbang devisa negara dengan kehadiran wisatawan asing ke dalam negeri, atau dengan adanya ekspor barang dan jasa ke negara lain.
Contohnya saat ini banyak sekali obyek-obyek wisata yang menghidupkan kembali UMKM di daerahnya. Dengan cara memberikan kesempatan dan fasilitas kepada masyarakat setempat agar bisa memperkenalkan produk UMKM daerahnya, terutama kepada wisatawan yang berkunjung.
PERAN BRI DALAM MEMAJUKAN UMKM DI INDONESIA
Saat ini pemerintah menambah jumlah Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi Rp 450 triliun, dari Rp 360 triliun pada tahun 2022. Hal ini menandakan bahwa UMKM akan terus tumbuh di tahun pemulihan ekonomi ini (www.kompas.com).
Dikatakan juga bahwa secara keseluruhan proporsi penyaluran kredit perbankan Indonesia ke sektor UMKM masih stagnan di angka 22% selama satu dekade terakhir. Pemerintah menargetkan agar porsi penyaluran kredit UMKM bisa mencapai angka 30% dari total kredit nasional atau sebesar Rp1.800 triliun.
BRI sebagai salah satu bank pemerintah terbesar, merupakan pahlawan UMKM di Indonesia. Dalam hal ini BRI memberdayakan Ultra Mikro dan UMKM Indonesia. Produk-produk BRI yang ikut mendorong kemajuan UMKM di Indonesia, yaitu:
1. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menjalankan program pembiayaan Ultra Mikro (UMi) yang sasarannya adalah usaha mikro dengan jumlah aset hingga Rp 50 juta dan omzet Rp 300 juta. Dalam hal ini PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk membentuk Holding Ultra Mikro (UMi) sejak tahun 2021, yang terdiri dari BRI, Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM). Targetnya adalah melakukan pemberdayaan kepada segmen ultra mikro dan UMKM di Indonesia, dengan lebih dari 35 juta nasabah yang sebelumnya unbankable menjadi berkembang. Holding ini masih akan menjaring 8,4 juta debitur ultra mikro baru hingga tahun 2024.
Penyaluran kredit Holding Ultra Mikro ini bisa melalui channel digital dan AgenBRILink di seluruh Indonesia. Jumlah agen BRILink di seluruh Indonesia adalah 654 ribu pada kuartal I tahun 2023. Di Agen BRILink ini nasabah bisa melakukan transaksi transfer ke sesama BRI, transfer antar bank, setor dan tarik tunai, bayar tagihan lsitrik, bayar BPJS kesehatan, bayar angsuran kredit, beli pulsa, bayar belanja online dan lainnya.
agen-BRILink-sedang-melayani-nasabah (gambar: Bisnis.com) |
2. Selain itu BRI juga menyalurkan berbagai pinjaman untuk membantu UMKM.
Pinjaman Micro yaitu KUR/Kredit Usaha Rakyat yang terdiri dari KUR mikro Bank BRI, KUR Kecil Bank BRI, KUR TKI BRI. Pinjaman Kupedes yaitu pinjaman bagi kompetitif yang umum bagi semua sektor ekonomi.
Pinjaman Kecil dan Menengah, yaitu Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi.
Pinjaman Program yaitu Kredit Pangan, Resi Gudang dan Kredit Kemitraan.
3. Mengadakan pendampingan dan konsultasi bisnis hingga program CSR yang melibatkan Agen BRILink, untuk keberlanjutan UMKM.
4. Membantu penjualan produk UMKM secara online.
5. Mengadakan pendidikan dan pelatihan secara online.
6. Melaksanakan program CSR dengan melibatkan UMKM. BRI telah menyalurkan dana CSR sebesar Rp 37,25 miliar melalui berbagai program, contohnya pembagian 50.000 paket sembako di seluruh Indonesia yang pelaksanaannya melalui AgenBRILink.
Itulah sedikit ulasan saya tentang peran BRI untuk memberdayakan Ultra Mikro dan UMKM di Indonesia. Semoga bermanfaat.
Referensi:
Posting Komentar