Di postingan yang lalu saya sudah menceritakan perjalanan wisata kami sekeluarga ke Bali, tetapi belum semua saya review tempat-tempat wisata yang kami kunjungi. Nah, di postingan kali ini saya akan coba menceritakan perjalanan wisata kami ke Pura Tanah Lot.
Setelah mengunjungi Pura Ulun Danu di Beratan, kami menuju Wisata Pura Tanah Lot yang berada di daerah Tabanan. Wisata Pura Tanah Lot ini tepatnya berada di daerah Beraban, Kediri, Tabanan. Lokasi ini bila ditempuh dari Denpasar (Bandara), jaraknya kurang lebih 30 km. Waktu itu kami dari bandara langsung menuju Tanah Lot dan memakan waktu sejam lebih, karena jalanan macet. Maklum lagi musim liburan anak-anak sekolah. Setelah melewati jalan yang menanjak berkilo meter, akhirnya tibalah kami di tempat tujuan.
Setelah membeli tiket, driver merangkap guide kami memarkir mobil di parkiran yang lumayan luas. Sepanjang jalan menuju obyek wisata, terdapat toko-toko souvenir yang menjual aneka kerajinan dan oleh-oleh khas Bali. Rasanya kepengin mampir juga ke situ, tapi nanti pulangnya saja, kata saya dalam hati. Karena saat kami ke sana cuaca sedang tidak bersahabat, anginya kencang, dan gerimis kecil-kecil menyambut kedatangan kami.
Kamipun bergegas masuk ke obyek wisata, melewati gapura yang megah. Di halaman tengah tampak spot foto yang bertuliskan “Daya Tarik Wisata Tanah Lot.” Tak melewatkan kesempatan ini, pastinya kami berfoto selfi di tempat ini juga dong.
Wah, ternyata rame juga suasana di pinggir pantai, tepatnya di tebing (atas). Memang sayang sekali saat itu pengunjung tidak bisa (dilarang) turun mendekati area pura. Karena saat itu sedang gerimis, air laut sedang pasang lumayan tinggi dan ombaknya besar. Jadi ya kami hanya bisa foto-foto dari atas sambil melihat deburan ombak. Tapi ngga ada bosannya melihat panorama di bawah yang keren.
Tampak dari atas, ada 2 pura yaitu 1 pura di atas batu besar dan satunya lagi di atas tebing. Pura Tanah Lot merupakan bagian dari Pura Dang Kahyangan. Pura ini dibangun pada abad 16 oleh Dang Hyang Niratha seorang tokoh agama Hindu di Bali.
Di tempat wisata Tanah Lot ada beberapa pura yaitu Pura Pekendungan, Pura Batu Bolong, Pura Jero Kandang, Pura Enjing Galuh, Pura Batu Mejan.
Dari informasi yang saya dapatkan, bila kita bisa turun menyeberang ke pura Tanah Lot biasanya wisatawan bisa melihat ular putih belang kuning yang dipercaya menjaga pura dari gangguan yang jahat. Ular ini berada di bawah pura.
Di obyek wisata ini juga ada beberapa restoran dan penginapan (hotel). Kita bisa menikmati hidangan sambil melihat panorama Tanah Lot yang indah. Sayang sekali karena cuaca yang tidak bersahabat, kami belum mendapat kesempatan untuk kesana.
Fasilitas yang ada di Tanah Lot adalah parkir, toilet, restoran, toko souvenir, hotel, panggung terbuka, layanan info wisata, keamanan dan layanan kesehatan.
Diceritakan bahwa pada abad 15 Bhagawan Dang Hyang Niratha melakukan misi penyebaran agama Hindu dari jawa ke Bali. Raja Dalem Waturenggang yang saat itu berkuasa di Bali, menyambut baik misi dari Dang Hyang Niratha yang akhirnya berhasil menyebarkan agama Hindu hingga ke pelosok-pelosok desa di Bali.
Pada sebuah desa yang bernama Beraban, saat itu dipimpin oleh Bendesa Beraban Sakti. Kepala desa ini menganut ajaran monotheisme, karenanya dia menentang ajaran agama Hindu. Dengan berbagai cara, Bendesa Beraban mengusir Dang Hyang Niratha dari meditasinya, yang dilakukan di atas batu karang yang menyerupai bentuk burung beo (Gili Beo). Pada awalnya batu karang iu berada di daratan, namun dengan kekuatan spiritualnya, Dang Hyang Niratha memindahkan batu karang itu ke tengah pantai. Batu karang itu dinamakan Tanah Lot yang artinya batu karang yang berada di tengah laut. Sejak saat itu, Bendesa Beraban dan penduduk desa mengikuti Dang Hyang Nirathe memeluk agama Hindu.
Pada abad 16 Dang Hyang Niratha membangun pura di atas batu karang. Pura Tanah Lot dibangun untuk menyembah Bhatara Segara (Dewa Laut). Untuk menjaga pura tersebut, dengan kekuatan selendangnya Dang Hyang Niratha mengubahnya menjadi ular. Konon kabarnya ular ini hidup di dasar tanah lot untuk menjaga kuil dari para pengganggu jahat. Tetapi sampai sekarang masih banyak wisatawan yang melihat ular ini, lokasinya ada di bawah pura. Ciri-ciri ular ini adalah ekornya pipih seperti ikan dengan warna hitam belang kuning dan racunnya 3 kali lebih kuat dari cobra. Sayang sekali sewaktu berkunjung ke sana, saya tidak berkesempatan ke bawah dan mendekat ke pura karena saat itu air laut sedang pasang dan ombak begitu besarnya.
Sebelum pergi dari desa ini, Dang Hyang Niratha memberikan sebuah keris kepada Bendesa Beraban. Konon keris itu mempunyi kekuatan dapat menghilangkan segala hama dan penyakit pada tanaman. Keris itu bernama Keris Ki Batu Gajah yang awalnya disimpan di Pura Pakendungan, lalu disimpan di Pura Kediri.Hari raya untuk memperingatinya adalah Odalan, dimana keris ini akan dihadirkan dalam upacara tersebut. Upacara Odalan dilaksanakan 210 hari sekali dan berlangsung pada hari suci Budha Cemeng Langkir dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan. Saat upacara Odalan akan tampak babnyak wanita berkebaya khas Bali yang membawa persembahan di atas kepala, kemudian sembahyang di Pura Tanah Lot.
Fasilitas yang ada disini adalah mushola, toilet, dan tempat parkir. Warung Kampong Pedas tempatnya bersih dan luas (di lantai 2). Kita bisa menikmati hidangan sambil melihat view sawah dan pemandangan di alam pedesaan.
Menu yang rekomended di resto ini adalah ayam betutu, bebek betutu, sayur plecing, sate lilit dan beberapa menu khas Bali yang lain. Rasanya juga lumayan, dan harganya juga terjangkau.
Kediri, Beraban 82121
Nah, temans pasti tertarik untuk mengunjungi Wisata Tanah Lot kan? Bila temans wisata ke Bali, jangan lupa mampir ke Tanah Lot.
Setelah mengunjungi Pura Ulun Danu di Beratan, kami menuju Wisata Pura Tanah Lot yang berada di daerah Tabanan. Wisata Pura Tanah Lot ini tepatnya berada di daerah Beraban, Kediri, Tabanan. Lokasi ini bila ditempuh dari Denpasar (Bandara), jaraknya kurang lebih 30 km. Waktu itu kami dari bandara langsung menuju Tanah Lot dan memakan waktu sejam lebih, karena jalanan macet. Maklum lagi musim liburan anak-anak sekolah. Setelah melewati jalan yang menanjak berkilo meter, akhirnya tibalah kami di tempat tujuan.
PURA TANAH LOT YANG MEMESONA
Sebelum masuk ke obyek wisata, pengunjung membeli tiket. Kami tidak perlu turun dari mobil, karena ada petugas bagian tiket yang menghitung jumlah penumpang di dalam mobil. Sebagai informasi:- HTM dewasa Rp 60.000
- HTM anak-anak Rp 30.000
- Parkir motor Rp 3.000
- Parkir mobil Rp 5.000
- Parkir bis Rp 10.000
arca-gajah-dan-ular (Gambar: koleksi pribadi) |
toko-sovenir-dan-oleh-oleh (Gambar: koleksi pribadi) |
Wah, ternyata rame juga suasana di pinggir pantai, tepatnya di tebing (atas). Memang sayang sekali saat itu pengunjung tidak bisa (dilarang) turun mendekati area pura. Karena saat itu sedang gerimis, air laut sedang pasang lumayan tinggi dan ombaknya besar. Jadi ya kami hanya bisa foto-foto dari atas sambil melihat deburan ombak. Tapi ngga ada bosannya melihat panorama di bawah yang keren.
pura-tanah-lot (Gambar: koleksi pribadi) |
menikmati-panorama-laut-yang-indah (Gambar: koleksi pribadi) |
Di tempat wisata Tanah Lot ada beberapa pura yaitu Pura Pekendungan, Pura Batu Bolong, Pura Jero Kandang, Pura Enjing Galuh, Pura Batu Mejan.
Dari informasi yang saya dapatkan, bila kita bisa turun menyeberang ke pura Tanah Lot biasanya wisatawan bisa melihat ular putih belang kuning yang dipercaya menjaga pura dari gangguan yang jahat. Ular ini berada di bawah pura.
menikmati-view-tanah-lot (Gambar: koleksi pribadi) |
pura-di-atas-batu-karang (Gambar: koleksi pribadi) |
Di obyek wisata ini juga ada beberapa restoran dan penginapan (hotel). Kita bisa menikmati hidangan sambil melihat panorama Tanah Lot yang indah. Sayang sekali karena cuaca yang tidak bersahabat, kami belum mendapat kesempatan untuk kesana.
Fasilitas yang ada di Tanah Lot adalah parkir, toilet, restoran, toko souvenir, hotel, panggung terbuka, layanan info wisata, keamanan dan layanan kesehatan.
SEJARAH TANAH LOT
Sejarah terjadinya Tanah Lot ternyata sangat menarik untuk diketahui. Menurut informasi yang saya baca, Tanah Lot berasal dari kata tanah yang artinya tanah atau pulau dan Lot (Lod) yang artinya laut. Jadi Tanah Lot artinya tanah atau pulau yang terletak di laut.Diceritakan bahwa pada abad 15 Bhagawan Dang Hyang Niratha melakukan misi penyebaran agama Hindu dari jawa ke Bali. Raja Dalem Waturenggang yang saat itu berkuasa di Bali, menyambut baik misi dari Dang Hyang Niratha yang akhirnya berhasil menyebarkan agama Hindu hingga ke pelosok-pelosok desa di Bali.
Pada sebuah desa yang bernama Beraban, saat itu dipimpin oleh Bendesa Beraban Sakti. Kepala desa ini menganut ajaran monotheisme, karenanya dia menentang ajaran agama Hindu. Dengan berbagai cara, Bendesa Beraban mengusir Dang Hyang Niratha dari meditasinya, yang dilakukan di atas batu karang yang menyerupai bentuk burung beo (Gili Beo). Pada awalnya batu karang iu berada di daratan, namun dengan kekuatan spiritualnya, Dang Hyang Niratha memindahkan batu karang itu ke tengah pantai. Batu karang itu dinamakan Tanah Lot yang artinya batu karang yang berada di tengah laut. Sejak saat itu, Bendesa Beraban dan penduduk desa mengikuti Dang Hyang Nirathe memeluk agama Hindu.
Pada abad 16 Dang Hyang Niratha membangun pura di atas batu karang. Pura Tanah Lot dibangun untuk menyembah Bhatara Segara (Dewa Laut). Untuk menjaga pura tersebut, dengan kekuatan selendangnya Dang Hyang Niratha mengubahnya menjadi ular. Konon kabarnya ular ini hidup di dasar tanah lot untuk menjaga kuil dari para pengganggu jahat. Tetapi sampai sekarang masih banyak wisatawan yang melihat ular ini, lokasinya ada di bawah pura. Ciri-ciri ular ini adalah ekornya pipih seperti ikan dengan warna hitam belang kuning dan racunnya 3 kali lebih kuat dari cobra. Sayang sekali sewaktu berkunjung ke sana, saya tidak berkesempatan ke bawah dan mendekat ke pura karena saat itu air laut sedang pasang dan ombak begitu besarnya.
Sebelum pergi dari desa ini, Dang Hyang Niratha memberikan sebuah keris kepada Bendesa Beraban. Konon keris itu mempunyi kekuatan dapat menghilangkan segala hama dan penyakit pada tanaman. Keris itu bernama Keris Ki Batu Gajah yang awalnya disimpan di Pura Pakendungan, lalu disimpan di Pura Kediri.Hari raya untuk memperingatinya adalah Odalan, dimana keris ini akan dihadirkan dalam upacara tersebut. Upacara Odalan dilaksanakan 210 hari sekali dan berlangsung pada hari suci Budha Cemeng Langkir dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan. Saat upacara Odalan akan tampak babnyak wanita berkebaya khas Bali yang membawa persembahan di atas kepala, kemudian sembahyang di Pura Tanah Lot.
WARUNG KAMPONG PEDAS
Ada rekomendasi resto di dekat obyek wisata Tanah Lot. Jaraknya tidak jauh dari lokasi wisata, bisa ditempuh dalam 30 menit saja. Nama restonya yaitu Warung Kampong Pedas, letaknya di pinggir jalan raya menuju Tanah Lot.Fasilitas yang ada disini adalah mushola, toilet, dan tempat parkir. Warung Kampong Pedas tempatnya bersih dan luas (di lantai 2). Kita bisa menikmati hidangan sambil melihat view sawah dan pemandangan di alam pedesaan.
daftar-menu-di-warung-kampong-pedas (Gambar: koleksi pribadi) |
ALAMAT TANAH LOT
Jl. Raya Tanah Lot, kawasan Pura Tanah Lot, Beraban Village,Kediri, Beraban 82121
Nah, temans pasti tertarik untuk mengunjungi Wisata Tanah Lot kan? Bila temans wisata ke Bali, jangan lupa mampir ke Tanah Lot.
Referensi:
https://id.m.wikipedia.org-tanah-lot
www.indonesia.travel
Wah, aku belum sempat mampir ke tanah lot nih. Jadi penasaran sama ular penjaganya
BalasHapusSaya waktu kesana juga pas pasang naik air lautnya, jadinya ngga bisa turun ke bawah mendekati pura.
HapusSalah satu tempat yang ingin dikunjungi..semoga bisa terwujud
BalasHapusSemoga bisa terwujud juga ke Bali bersama keluarga. Terimakasih untuk review perjalanannya Bu
BalasHapus